REGIONAL NEWS.ID, TANJUNGPINANG -Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Kepulauan Riau (Kepri) menindaklanjuti laporan keluarga Agung Hariadi (25), warga Senggarang,
Tanjungpinang, yang menjadi korban perdagangan manusia di Kamboja.
Ketua Tim Perlindungan BP3MI Kepri, Darman Sagala, menyatakan bahwa laporan dari keluarga korban telah diterima sejak Selasa lalu (24/12).
“Iya, laporan sudah kita terima. Saat ini kami telah berkomunikasi dengan BP3MI Pusat untuk menindaklanjuti kasus ini,” ujar Darman, Jumat (27/12/2024).
Darman menjelaskan, kasus ini melibatkan pemerintah pusat karena membutuhkan kerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
“Berdasarkan informasi dari keluarga korban, Agung berhasil kabur dari agensi ilegal yang membawanya ke Kamboja. Ini harus melalui pemerintah pusat. Kami sudah laporkan, dan nantinya akan ada surat resmi untuk KBRI,” jelasnya.
Darman juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah tergoda oleh tawaran kerja dengan gaji besar di luar negeri, khususnya di Kamboja. Ia menekankan bahwa mayoritas korban perdagangan manusia di negara tersebut dipekerjakan di sektor ilegal seperti judi online dan aktivitas penipuan digital.
“Kamboja bukan negara penempatan resmi PMI. Kami harap masyarakat lebih berhati-hati dan memilih saluran resmi pemerintah untuk bekerja di luar negeri,” tegas Darman.
Sementara itu, Ibu korban Dessi, mengungkapkan, Agung dijual oleh agensi tidak resmi yang awalnya menawarkan pekerjaan di Malaysia.
Setelah menerima kabar tersebut dari anaknya melalui telepon, Dessi merasa sangat terpukul. Agung katanya, yang berangkat dari rumah pada 9 Desember 2024, awalnya hanya membawa pakaian dan KTP.
Ia tertarik bekerja di perkebunan sawit di Malaysia dengan iming-iming gaji hingga Rp30 juta. Namun, kenyataannya, ia tidak pernah bekerja di sana. “Dia tidak punya paspor. Semua diurus oleh agensi. Setelah sampai di Malaysia, dia langsung dibawa ke Kamboja, tepatnya ke Poipet,” ungkap Dessi.
Sesampainya di Kamboja, Agung dipaksa bekerja sebagai admin judi online dan disekap oleh agensi ilegal. Ia hanya diberikan sebotol air untuk bertahan hidup.
Namun, Agung berhasil melarikan diri saat mobil yang membawanya ke kota lain mengalami kecelakaan.
Dalam pelariannya, ia hanya membawa pakaian di badan dan sebuah telepon genggam, sementara dokumen seperti paspor ditahan oleh agensi.
“Syukurlah ada orang baik yang mau menolong dia. Sekarang dia bekerja membantu orang itu untuk sementara. Alhamdulillah, dia selamat,” tutur Dessi.
Agung kini berada di Phnom Penh, ibu kota Kamboja, dan berharap pemerintah Indonesia dapat segera memulangkannya. “Kami sudah melapor ke BP3MI, polisi, dan KBRI. Kami berharap Agung bisa segera pulang,” harap Dessi sambil menunjukkan foto putranya.