REGIONAL NEWS.ID, TANJUNGPINANG -Penjabat (Pj) Wali Kota Tanjungpinang, Andri Rizal, didampingi Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) dan Bagian Ekonomi monitoring pasar tradisional, pasar modren hingga distributor.
Andri mengatakan hasil peninjauan di pasar tradisional terdapat beberapa komoditas mengalami kenaikan. Harga komoditas cabai Rp72-74 ribu, kacang panjang Rp26 ribu, daging ayam Rp42 ribu serta daging beku Rp120 ribu, kenaikan ini karena Tanjungpinang bukan sebagai daerah penghasil.
“Monitoring dilakukan menyambut Hari Raya Qurban. Berdasarkan hasil monitoring terpadu, kami menemukan beberapa kebutuhan pangan mulai merangkak naik,” urai Pj Wali kota Tanjungpinang, usai monitoring pasar Bintan Centre, Kamis (13/6).
Andri Rizal menceritakan kebutuhan kacang panjang untuk wilayah Tanjungpinang kita datangkan dari Bintan, sementara petani di Bintan juga harus mencukupi kebutuhan masyarakat disana, sebab itu harga kacang panjang sedikit berbeda dengan yang di Bintan.
Kemudian untuk harga daging beku didatangkan dari luar negeri yaitu Australia, kondisi ini juga mempengaruhi stabilisasi harga daging. Harga cabai juga berbeda didasarkan pada ongkos transportasi yang digunakan untuk sampai ke Tanjungpinang.
“Kalau cabai harga Rp74 ribu itu didatangkan menggunakan pesawat jadi harganya mahal karena transportasinya juga mahal.” ungkap Andri.
Disampaikan Andri, solusi dan upaya yang dapat dilakukan selain adakan pasar murah untuk pengendalian inflasi, juga mendorong masyarakat aktif menanam cabai atau sayur dipekarangan rumah. Pemko Tanjungpinang juga turut membantu menberikan bibit tanaman kepada masyarakat.
“Kita sudah bagikan bibit cabai beberapa kali untuk masyarakat agar tidak terlalu tergantung ke pasar,” terangnya.
Sekarang inflasi Tanjungpiang masih rendah di angka 3,07 namun demikian Pemko Tanjungpinang akan terus menggesa untuk terus diturunkan.