REGIONAL NEWS.ID, JAKARTA – Tidak ada jeda serangan Israel ke warga Gaza, Palestina di penghujung tahun 2023. Warga Gaza hanya berharap memasuki lembaran baru tahun 2024, perang segera berakhir dan bisa kembali hidup damai.
Mengutip The Guardian, Minggu (31/12/2023), setidaknya 68 orang tewas di Gaza dalam 24 jam. Otoritas kesehatan wilayah yang dikelola Hamas mengatakan sebanyak 48 orang tewas dalam serangan bom Israel di Gaza.
Serangan lainnya, menewaskan 20 orang di Universitas al-Aqsa di sebelah barat Gaza. Adapun di bagian selatan Gaza, sebanyak 85 persen dari jumlah 2,3 juta penduduk telah meninggalkan rumah usai serangan udara Israel.
Dijabarkan, Israel saat ini menargetkan Nuseirat, Maghazi, dab Bureij. Kawasan itu juga diserang oleh Israel yang menewaskan 35 orang.
Total Korban Tewas Akibat Perang di Gaza 21.822 Orang
Jumlah korban tewas di Gaza akibat perang Hamas dan Israel terus bertambah. Terbaru, jumlah korban tewas mencapai 21.822 orang.
Dilansir AFP, Minggu (31/12), Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan setidaknya 21.822 orang telah tewas di wilayah Palestina sejak perang dengan Israel meletus pada 7 Oktober. Selain itu selama 24 jam terakhir, terdapat 150 kematian di Gaza.
“Angka tersebut termasuk 150 kematian selama 24 jam terakhir,” dalam pernyataan Kementerian Gaza.
Selain itu sebanyak 56.451 orang terluka di Gaza sejak dimulainya perang.
Sementara itu, seperti dilansir Al Jazeera, kantor media otoritas Gaza yang dikuasai Hamas melaporkan bahwa lebih dari 8.663 anak Palestina di Jalur Gaza tewas dibunuh oleh pasukan Israel selama perang berkecamuk beberapa bulan terakhir.
Kementerian Kesehatan Gaza dalam pernyataannya juga menyampaikan kekhawatiran atas penyebaran penyakit di kalangan anak-anak dan kurangnya air bersih, makanan juga obat-obatan.
“Kondisi kemanusiaan dan kesehatan para pengungsi telah mencapai level bencana,” sebut Kementerian Kesehatan Gaza.
Sebagian besar korban tewas di Jalur Gaza disebut sebagai warga sipil. Pasukan Israel dilaporkan berulang kali menargetkan sekolah-sekolah, dan bahkan pusat perawatan bayi yang baru lahir, dalam serangannya yang menewaskan bayi-bayi yang baru lahir.
Harapan Warga Gaza Hidup Damai di 2024
Warga Palestina berharap perang antara Israel dengan Hamas segera berakhir jelang pergantian tahun 2024. Warga Palestina berharap bisa hidup damai.
Dilansir AFP, belum ada jeda dari serangan udara Israel. Seorang warga di perbatasan Gaza-Mesir berharap agar perang segera berakhir menjelang tahun 2024.
“Kami berharap tahun 2024 akan tiba di bawah naungan yang lebih baik dan kami dapat merayakan tahun baru di rumah bersama keluarga kami,” kata Mahmoud Abou Shahma di kamp pengungsi di Rafah, di perbatasan Mesir.
“Kami berharap perang akan berakhir dan kami dapat kembali ke rumah kami dan hidup damai,” kata pria berusia 33 tahun dari Khan Yunis, pusat konflik di selatan Gaza.
Netanyahu Sebut Israel Harus Kontrol Perbatasan Gaza-Mesir
Perdana Menteri Israel (PM Israel) Benjamin Netanyahu bersumpah mengambil kembali kendali atas perbatasan jalur Gaza dan Mesir. Hal itu untuk memperluas misi Israel untuk menetralisir Hamas dalam konflik yang diperkirakan akan berlangsung selama berbulan-bulan.
“Perang sedang mencapai puncaknya,” kata Netanyahu kepada wartawan, dikutip Reuters, Minggu (31/12/2023).
Hal itu disampaikan Netanyahu terkait pertempuran sejak 7 Oktober. Dia mengatakan zona penyangga Koridor Philadelphi yang membentang di sepanjang perbatasan Gaza dengan Mesir harus berada di tangan Israel.
“Itu harus ditutup,” kata Netanyahu. “Jelas bahwa pengaturan lain apa pun tidak akan menjamin demiliterisasi yang kita inginkan,” lanjutnya.
Dia tidak menjelaskan lebih lanjut, namun langkah Israel seperti itu secara de facto merupakan kebalikan dari penarikan pasukannya dari Gaza pada tahun 2005, menempatkan daerah kantong tersebut di bawah kendali eksklusif Israel setelah bertahun-tahun dipimpin oleh Hamas.
Komentar Netanyahu mengenai zona penyangga muncul ketika pasukan militer Israel terus melancarkan serangan yang berulang kali ditegaskan oleh Netanyahu akan berlangsung ‘berbulan-bulan lagi’.