
REGIONAL NEWS.ID, TANJUNGPINANG – Setelah protes penempatan gambar monumen perjuangan dan nama pahlawan nasional Raja Haji Fisabililah (RHF) dilayangkan Panglima Hulubalang LAM Kepri Kota Tanjungpinang, Yudi Irawan.
Akhirnya PT. Angkasa Pura II melepas gambar monumen perjuangan dan nama RHF dari salah satu tangga dalam kawasan Bandara Raja Haji Fisabilillah, Kota Tanjungpinang.
Salah satu aktifis pembela marwah melayu, Zul Dabo mengatakan penempatan gambar monumen dan nama pahlawan nasional dari tanah melayu kepri tidak semestinya mereka pasang pada tangga.
“Tadi saya langsung datang ke bandara, mereka mengatakan gambar monumen dan tulisan nama pahlawan nasional Raja Haji Fisabilillah sudah cukup lama terpasang disana dan menjadi akses bagi pengguna tangga untuk turun ke lantai I,” tuturnya.
Zul menyampaikan tadi saya meminta agar pihak bandara melepas gambar dan nama Raja Haji Fisabilillah yang mereka pasang pada anak tangga akses turun dalan kawasan bandara Raja Haji Fisabilillah.
RHF pahlawan nasional, beliau juga pahlawan bagi kami bangsa melayu, tidak elok nama beliau jadi sarana pijakan. Seharusnya perusahaan sebesar PT. Angkasa Pura memahami hukum kepantasan dan etika moral.
“Mungkin saja niat mereka baik tapi akan lebih baik sebelum terpasang mereka bertanya ke sesepuh melayu atau LAM Kepri tentang memposisikan nama Raja Haji Fisabilillah, supaya jangan sembarangan,” katanya.
Dilansir dari laman Radarmalaka.com Executive General Manager RHF Agung, melalui Section Head of Finance and Administration R. Abdul Aziz Tantowi Wahab mengatakan bahwa sebelumnya Panglima Hulubalang LAM Kepri Kota Tanjungpinang menghubunginya dan mempertanyakan tentang penempatan nama dan gambar monumen perjuangan RHF.
“Setelah beliau (Yudi Irawan) mempertanyakan hal tersebut, kita langsung mencopot nama itu. Kita menghapus lukisan RHF dari tangga Bandara RHF,” ujar Aziz. Selasa (19/12/2023).
Aziz menegaskan bahwa tidak benar jika PT. Angkasa Pura II melecehkan nama pahlawan nasional RHF. Menurut Aziz, PT Angkasa Pura II justru bangga dengan nama RHF dan telah menamai bandara ini dengan nama pahlawan tersebut, sebagai perubahan dari Bandara Kijang.
“Lukisan monumen itu kami tempatkan untuk seni, untuk mempercantik bandara, agar pengunjung merasa nyaman, dan senang melewati bandara ini (RHF),” jelas Aziz.
Aziz juga mengakui bahwa pihaknya telah melakukan tindakan dan memenuhi permintaan dari pihak LAM. PT Angkasa Pura II sudah mencopot nama tersebut dan akan segera melakukan pertemuan dengan LAM untuk bersilaturahmi.
“Kami dari pihak Angkasa Pura II sangat berterima kasih karena sudah diingatkan dan disadarkan akan betapa kurang baiknya hal tersebut,” pungkas Aziz.