REGIONAL NEWS.ID, TANJUNGPINANG – Gerry Yasid mengatakan secara geografis Kepri memiliki luas wilayah 251.810,71 km² dengan 96 persen adalah perairan dan 1.350 pulau besar maupun kecil. Berbatasan dengan negara tetangga Singapura, Malaysia hingga Vietnam.
Masa ke masa kepulauan riau telah menjadi daerah kepulauan yang sedang berkembang dalam berbagai aspek dan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan pembangunan.
Kepri memiliki potensi sumber daya alam mineral, dan energi relatif cukup besar, dan bervariasi, baik berupa bahan galian A (strategis) seperti minyak bumi, dan gas alam, bahan galian B.
Mendorong pertumbuhan ekonomi, mengantisipasi dampak multidimensional pasca pandemi Covid-19 dan perkembangan geopolitik hingga sosio ekonomi dinamis masih menjadi tantangan terbesar Asean.
Konsep Blue Economy atau ekonomi biru menjadi solusi optimalisasi potensi maritim untuk menunjang pemanfaatan sumber daya laut dan pantai yang dilaksanakan secara bijaksana, berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Blue Economy merupakan konsep pembangunan ekonomi yang berkelanjutan yang menitikberatkan pada pemanfaatan sumber daya laut dan pantai. Dalam konsep blue economy, menekankan keselarasan hubungan dengan mempertimbangkan konteks ekosistem laut, manusia, dan kegiatan ekonomi.
Konsep blue economy menurut Gerry Yasid SH,MH sangat baik diterapkan di wilayah yang sebagian besar wilayahnya adalah lautan. Gagasan Gunter Pauli (Pencetus Blue Economy) sangat mungkin di aplikasikan untuk kepri dan indonesia.
Menurut bakal calon DPD RI dapil Kepri ini, Indonesia merupakan negara kepulauan, dimana jumlahnya sangat luas. Sumber daya laut dan pantai yang dimaksud dalam blue economy mencakup berbagai jenis seperti ikan, udang, kerang, rumput laut, dan karang.
Selain itu, blue economy juga melibatkan sumber daya energi terbarukan seperti tenaga angin, tenaga pasang surut, dan tenaga gelombang.
“Pemanfaatan sumber daya laut kepri dan indonesia terbentang luas adalah kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ujat Gerry Yasid, Sabtu (22/7).
Konsep blue economy menurut Gerry berasal dari gagasan sumber daya laut dan pantai yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk menciptakan nilai ekonomi lebih besar daripada hanya mengambil sumber daya tersebut secara kasar.
“Poin strategis ekonomi biru atau blue economy Indonesia bisa melalui peningkatan pengelolaan aset laut dan pesisir yang merupakan tindak lanjut pengelolaan perikanan,” ucapnya.
Menurut Gunter Paulli tujuannya sendiri adalah untuk menciptakan industry kelautan dan perikanan yang meningkat dari segi pendapatan dan kontribusi bagi negara.
“Konsep ini menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan ekosistem laut dan pantai serta keberlangsungan hidup masyarakat nelayan,” katanya.
Gerry mengatakan dengan anugerah tuhan, alam kepri dan indonesia terbentang luas, model bisnis blue economy dapat diterapkan penduduk kepri dan masyarakat indonesia untuk memanfaatkan sektor perikanan hingga kelautan sebagai mata pencaharian.
Lebih lanjut , Gerry Yasid menyampaikan konsep blue economy berpotensi besar untuk memberikan manfaat signifikan bagi Kepri dan NKRI. Konsep ini rencananya akan di promosikan indonesia melalui PBB.
Konsep tersebut akan dikampanyekan, karena dinilai bisa membantu menyelamatkan ekosistem bumi yang semakin terpuruk akibat eksplorasi ekonomi dunia.
“Model bisnis ini bukan hanya melibatkan nelayan, tetapi juga wirausahawan yang sedang mengembangkan hasil olahan produk perikanan dan kelautan,” jelasnya.
Sebagai pengakuan atas pentingnya Blue Economy bagi ekonomi regional, para pemimpin ASEAN menyepakati pertemuan KTT ASEAN ke-38 pada 2021 untuk mengadopsi Deklarasi Blue Economy.
“Dengan pemanfaatan yang optimal, lautan diperkirakan memiliki nilai sangat strategis untuk kesejahteraan masyarakat di dalamnya,” sambung Gerry.
KTT ASEAN 2023 akan mengangkat tema “Epicentrum of Growth”, kawasan ASEAN dengan berbagai keunggulan yang dimiliki diharapkan dapat menjadi jangkar stabilitas global dan pusat pertumbuhan global di masa depan, termasuk ekonomi biru, ujarnya.
Untuk itu, KTT ASEAN Indonesia 2023 telah mengangkat ASEAN Blue Economy Framework sebagai salah satu prioritas utama pada bidang ekonomi.
Menurut laporan Kumparan yang menulis judul, Apa Itu Blue Economy dan Manfaatnya Bagi Indonesia. Artikel ini sangat relevan untuk Indonesia.
Indonesia dapat meningkatkan kerja sama internasional dengan negara-negara lain dalam menerapkan konsep Blue Economy. Hal ini dapat membuka peluang baru bagi Indonesia dalam memperkuat diplomasi kelautan dan memperkuat perdagangan internasional.
Dalam rangka untuk memanfaatkan potensi Blue Economy, Indonesia perlu memperkuat koordinasi antara berbagai pihak yang dapat dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.
Hal ini akan membantu Indonesia untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah pesisir.
Pemerintah Indonesia mengakui sektor kemaritiman sebagai sektor penting bagi perekonomian nasional. Hal itu, ditandai dengan masuknya sektor tersebut dalam sumbangan produk domestik bruto (PDB) hingga 20 persen setiap tahun.
Jumlah tersebut, diyakini bisa terus ditambah karena potensi kemaritiman masih harus dikembangkan. Salah satu program inovatif yang akan dipercepat pelaksanaannya adalah implementasi kebijakan penangkapan ikan yang terukur di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI).
Selain itu, juga dilakukan pengembangan budidaya perikanan untuk komoditas yang berorientasi pada ekspor, seperti udang, lobster, kepiting, dan rumput laut. Selain itu, dibangun juga 130 kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal dan 120 kampung nelayan maju.
Menurut Profesor Indra Jaya, seorang Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, kebijakan penangkapan ikan terukur dari program KKP adalah kebijakan yang tepat karena mengutamakan aspek ekologi daripada ekonomi.
Dalam operasionalnya, kebijakan ini menjamin keberlanjutan sumber daya ikan yang ada, menghindari penangkapan ikan berlebih (overfishing), dan mencegah pengurangan kemampuan ikan untuk bereproduksi.