REGIONAL NEWS.ID, TANJUNGPINANG – Sistem pengamanan dan pemeriksaan petugas Bea Cukai Tanjungpinang menjadi sorotan publik. Bagaimana mungkin pencanangan Kepri menjadi tujuan wisata apabila kesan arogansi masih dominan digunakan petugas penjaga gerbang akses masuk lintas negara Sri Bintan Pura (SBP) Tanjungpinang.
Metode pemeriksaan manual petugas Bea Cukai di Pelabuhan Internasional Sri Bintan Pura menjadi cerminan betapa buruknya mental dan gaya komunikasi petugas ketika berhadapan dengan para penumpang kapal yang tiba dari luar negeri bahkan turis.
“Kutang serta barang pribadi milik penumpang yang barusaja tiba dari pelabuhan Stulang Laut Malaysia ke Sri Bintan Pura Tanjungpinang di geledah bagai teroris”
Kejadian ini di alami tokoh pemuda Tanjungpinang Andi Cori Fatahudin dan keluarga saat tiba di terminal kedatangan Pelabuhan Internasional SBP Tanjungpinang.
Ia mengatakan alat kelengkapan pemeriksaan barang bawaan penumpang atau X Ray yang rusak kenapa malah penumpang yang di susahkan. “Hampir 200 penumpang Ferry Marina berlayar dari Stulang Laut Malaysia ke Tanjungpinang mesti menjalani penggeledahan secara manual oleh petugas BC,” tukas Andi Cori.
Setelah melalui pemeriksaan pasport oleh petugas imigrasi, penumpang kembali di suruh berbaris untuk di periksa seluruh barang bawaan masing-masing penumpang, termasuk tubuhnya oleh petugas BC ujarnya.
“Biasanya barang penumpang langsung masuk X-tray dan setiap penumpang di wajibkan melintas di alat body scanning. Namun pelayanan dan model pemeriksaan hari itu berbeda, pakaian dalam seperti kutang dan celana dalam penumpang di dalam koper juga ikut di obrak abrik petugas,” katanya.
Andi Cori mengatakan model pemeriksaan ala kampung yang diterapkan petugas di gerbang akses masuk lintas negara seperti ini sangat memalukan.
“Seharusnya alat deteksi yang sudah usang atau rusak jangan lagi digunakan atau segera di perbaiki, kalau cara petugas seperti itu berapa banyak waktu penumpang atau turis yang tersita ditambah lagi penumpang juga merasa dipermalukan ketika barang pribadi mereka di obok-obok petugas.
“Koper kita dibongkar, kutang hingga pakaian dalam perempuan di obok obok petugas pemeriksa, cara seperti ini menandakan daerah belum siap menjadi kota yang modren dan ramah,” kata Andi Cori.
Menurut Andi Cory, kerusakan mesin X-ray milik bea cukai merupakan kelalain yang terus menerus terbiarkan. “Mereka yang lalai lalu kenapa penumpang yang di korbankan”. tuturnya.
Bahkan buruknya perlakuan dan gaya komunikasi oknum petugas pemeriksa dari BC mencerminkan mereka belum siap menjadi penerima wisatawan, karena dialektika mereka buruk dan tidak ramah, tambahnya.
Karena kejadian itu, Andi Cori mendatangi Sentra Pelayaanan dan Pengaduan Masyarakat Polresta Tanjungpinang untuk melaporkan kejadian penggeledahan barang bawaannya dan keluarganya.
Seharusnya Gubernur Kepri sidak kesiapan sistem pelayanan di Pelabuhan Internasional Sri Bintan Pura Tanjungpinang. Bagaimana kita dikatakan siap menjadi wilayah tujuan wisata dengan perangkat sistem yang tak mendukung, pungkasnya.
Terkait persoalan itu, hingga berita ini di rilis belum diperoleh keterangan resmi dari kantor Bea Cukai Tanjungpinang. (R)