
REGIONAL NEWS.ID, TANJUNGPINANG – Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Wilayah Provinsi Kepulauan Riau menyoroti pelayanan yang tidak profesional dari pengelola Sentra Pelayanan Bahan Bakar Umum (SPBU) di Tanjungpinang.
Ketua MTI Wilayah Kepri, Syaiful SE meminta agar DPRD kota Tanjungpinang maupun DPRD Kepri memanggil managemen pertamina dan penggelola SPBU untuk hearing dan meminta keterangan lengkap serta pertanggungjawaban mereka terkait pelayanan penjualan BBM kepada masyarakat.
“Kenapa bisa mesin pompa SPBU rusak serentak, ada apa sebenarnya, apakah benar-benar rusak. Atau ada pengaruh kualitas Pertalite yang salah sehingga menyebabkan mesin tersebut menjadi rusak, ataukah ada faktor lain,” ujar Syaiful kepada wartawan, Senin (9/9/2024).
Kemudian selain faktor mesin pompa rusak, namun ada faktor lain terkait pelayanan, coba perhatikan mesin pompanya ada 4, namun petugasnya hanya satu orang mondar mandiri kiri kanan, hal ini juga membuat pelayanan pengisian BBM sangat lambat, harusnya petugas pengisian ditambah sehingga proses pengisian jadi cepat, pungkasnya.
Kemudian mengutip penjelasan Anggota DPRD Kepri, Rudy Chua melalui laman media sosial pribadinya menjelaskan menindaklanjuti masalah antrian pengisian BBM jenis Pertalite yang terjadi di Tanjungpinang dan Bintan
Setelah dilakukan peninjauan SPBU yang ada menemukan hal hal sebagai berikut:
1. Antrian Pertalite secara massal terjadi mulai hari kamis 5 September 2024.
2.Antrian ini disebabkan kerusakan alat Solenoid Valve di hampir semua alat dispenser BBM PERTALITE, dimana dispenser ini merupakan unit yang terpisah sehingga bisa dipastikan bukan rekayasa.
3. kerusakan massal ini hanya menimpa dispenser pertalite di pulau Bintan (termasuk Tanjungpinang) yang menggunakan BBM Pertalite yang didroping dari Tg Uban.
Sementara dispenser BBM jenis lain seperti Pertamax, Dexlite, Solar tidak mengalami gangguan sama sekali.
4. Saat ini tidak ada pengurangan kuota BBM Pertalite di Tanjungpinang atau Bintan.
5. Memang benar ada rencana pemerintah pusat utk melakukan pembatasan BBM Pertalite sebagai bagian pengurangan subsidi dengan cara pembatasan besar CC atau tahun kendaraan yang boleh menggunakan Pertalite tetapi sampai sekarang Belum diterapkan karena masih menunggu aturan pelaksanaannya yang kemungkinan akan dilakukan di awal Oktober ini.
Untuk itu juga telah melakukan komunikasi dengan pertamina Batam dengan jaminan sebagai berikut:
1. Tidak ada pengurangan BBM Petalite di Tanjungpinang yang mana hal ini juga sdh di croscek/dicocokkan dengan keterangan petugas SPBU di berbagai tempat.
2. Pertamina akan tetap melakukan tambahan kiriman BBM Pertalite ke SPBU di hari Minggu ini walaupun bukan jadwal kerja.
3. Pertamina membantu mendatangkan spare part Solenoid Valve tsb dari luar wilayah Kepri
4. Menghimbau agar warga tidak ikutan panik buying (yang belum membutuhkan pengisian utk menunda pengisian BBM Pertalite) agar tdk menimbulkan antrian panjang.
5. Pertamina diharapkan agar dapat meningkatkan dan memperketat pengawasan terhadap kualitas BBM yang beredar.
6. Dengan demikian diharapkan permasalahan antrian BBM Pertalite ini dapat teratasi dalam waktu secepatnya sehingga tidak menimbulkan ketidaknyamanan dan kerugian waktu material bagi warga yg membutuhkan BBM Pertalite.