DAERAHHUKRIMPENDIDIKANPERISTIWA

Bidkum LAM Kepri, Sakiti Masyarakat Rempang Cederai Bangsa Melayu, Mari Bersatu Lawan Kedzaliman

665
×

Bidkum LAM Kepri, Sakiti Masyarakat Rempang Cederai Bangsa Melayu, Mari Bersatu Lawan Kedzaliman

Sebarkan artikel ini
Ketua LAM Kepri beserta pengurus menggelar rapat untuk mengambil langkah dan tindakan tegas atas penyerangan warga Rempang.

REGIONAL NEWS.ID, TANJUNGPINANG – Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi Kepulauan Riau marah serta mengutuk aksi penyerangan sekelompok orang terhadap warga kampung Sembulang Hulu dan kampung Sei Buluh Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang, Kota Batam, Rabu (19/12/2024) dini hari.

“Delapan orang warga Rempang yang menjadi korban penyerangan mengalami luka ringan maupun luka berat. Kami mengutuk tindakan keji yang telah menganiaya orang melayu,” tegas Basyarudin Idris, pengurus GMBP3KR di Tanjungpinang.

Kesaksian warga sekitar biasa dipanggil Pak Itam menduga pelaku penyerangan adalah orang suruhan PT Makmur Elok Graha (MEG), salah satu perusahaan yang terlibat Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City.

“Pelaku penyerangan membabi buta, kami menduga mereka merupakan orang suruhan salah satu perusahaan yang terlibat dalam proyek Eco City,” sebut Pak Itam.

Secara kelembagaan LAM Kepri sangat marah atas penyerangan ini, kata Bidang Hukum LAM Kepri, Maskur Tilawahyu. Ia juga mengutuk aksi premanisme sekelompok orang yang mengakibatkan delapan warga dua kampung luka-luka. 

Silahkan kalian makan dan minum sepuas-puasnya di tanah melayu, tapi jangan pernah kalian usik bangsa melayu. “Sakiti masyarakat Rempang sama halnya kalian menyakiti bangsa melayu,” tegas Maskur berapi-api.

Kami akan menyurati Presiden Prabowo Subianto, mengadukan kebiadaban yang dilakukan korporasi terhadap warga kampung yang tidak bersalah. LAM Kepri dan para tokoh-tokoh melayu juga akan menghadap Presiden untuk menyelesaikan prahara ini.

Selain itu, kami menuntut agar aparat penegak hukum segera menangkap pelaku kejahatan yang telah melakukan penganiayaan. Kami pun meminta aparat berwenang turut serta menjaga keamanan dan ketentraman warga Rempang.

Maskur mendesak pemerintah pusat untuk bertindak bijaksana dengan tidak mengorbankan kehidupan masyarakat Rempang demi investasi. Kami berharap pemerintah segera merelokasi kawasan investasi ke lokasi lain yang tidak mengganggu kehidupan dan perdamaian masyarakat setempat.

Masyarakat Melayu di Kepulauan Riau, terutama di Rempang, tidak menentang investasi, namun kami menekankan pentingnya menjaga kehidupan dan peradaban yang telah dibangun dan dilestarikan selama ini. Oleh karena itu, kami menyerukan agar pemerintah mengalihkan investasi ke daerah lain yang tidak akan mengganggu kenyamanan warga lokal, imbuhnya.

“Hentikan segala bentuk kedzaliman dan kekerasan di pulau Rempang. Dalam kesempatan ini, kami juga mengajak seluruh masyarakat Melayu di Tanah Air untuk bersatu dan mendukung warga Pulau Rempang,” paparnya.

Hadir dalam rapat penting ini, para tokoh melayu, sebagai berikut;

  • Yang Dipertuan Besar Perhimpunan Zuriat dan Kerabat Kesultanan Riau-Lingga: Sultan Hendra Syafri Riayat Syah.
  • Ketua Umum Lembaga Adat (LAM) Melayu Kepulauan Riau: Dato’ Seri Setia Utama H. Abdul Razak Ab.
  • Ketua Majelis Adat Budaya Melayu (MABMI) Wilayah Provinsi Kepulauan Riau: Prof. Dato’ Perdana Dr. H. Abdul Malik, M.Pd.
  • Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kepri: Ridarman Bay, SE, MM.

Sebelumnya masyarakat Melayu Kepulauan Riau telah mengeluarkan lima poin pernyataan atas peristiwa ini, diantaranya;

1. Mengutuk keras aksi kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok orang di Pulau Rempang. Mendesak aparat penegak hukum segera menangkap dan mengadili pelaku yang bertanggung jawab atas penganiayaan terhadap warga

2. Meminta aparat berwenang untuk meningkatkan perlindungan terhadap warga setempat

3. Memohon pemerintah pusat untuk membuat kebijakan bijak terkait investasi di kawasan yang ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN), tanpa mengorbankan masyarakat Melayu yang hidup damai selama ini

4. Menegaskan bahwa masyarakat Melayu mendukung investasi, tetapi meminta kawasan investasi dialihkan ke lokasi lain yang tidak mengganggu kenyamanan warga maupun kelestarian budaya

5. Menuntut dihentikannya segala bentuk intimidasi dan kekerasan di Pulau Rempang. Mengajak masyarakat Melayu di seluruh Indonesia untuk bersatu membantu warga Rempang menghadapi situasi ini.

Maklumat diatas telah ditandatangani oleh sejumlah tokoh adat dan pemimpin masyarakat Melayu, antara lain, Yang Dipertuan Besar Perhimpunan Zuriat dan Kerabat Kesultanan Riau-Lingga, Sultan Hendra Syafri Riayat Syah.

Kemudian, Ketua Umum Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepulauan Riau, Dato’ Seri Setia Utama H. Abdul Razak Ab, Ketua Majelis Adat Budaya Melayu (MABMI) Wilayah Kepri, Dato’ Perdana Abdul Malik, Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PWM Kepri, Ridarman Bay dan Ketua GM BPK3KR Basyaruddin Idris.

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *