
REGIONAL NEWS.ID, TANJUNGPINANG – Pemilihan Suara Ulang (PSU) 17, Kelurahan Pinang Kencana, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepri menggunakan Balai Pertemuan warga RT05 RW04 Perumahan Bintan Permata.
Berdasarkan pantauan, partisipasi pemilih PSU Pemilihan Gubernur Kepri menurun, hanya 200 pemilih yang menyalurkan hak pilih dari 552 orang jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT), ditambah Daftar Pemilih Khusus (DPK) 7 orang.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tanjungpinang, Muhammad Faizal mengakui penurunan pemilih saat PSU dibandingkan saat Pilkada Serentak pada 27 November 2024 lalu.
Dari total DPT 552 orang, hanya 197 orang yang hadir di TPS untuk menyalurkan hak pilih. Begitu juga dengan total DPK mencapai 7 orang, yang hadir untuk menyalurkan hak pilih hanya 3 orang.
“Ini dinamika. Yang jelas, kami selaku penyelenggara Pilkada sudah berupaya maksimal melaksanakan PSU hari ini” kata M. Faizal.
Menurut Faizal, KPU Tanjungpinang melalui RT setempat maupun tokoh masyarakat sudah melaksanakan himbauan untuk mengajak masyarakat mendatangi TPS 17 menyalurkan hak pilih mereka.
Akan tetapi, fakta dilapangan animo masyarakat berkurang untuk datang kembali ke TPS. Kami tidak mengetahui apa kendala yang dihadapi masyarakat sehingga mereka tidak mengikuti PSU.
Padahal, kata Faizal saat PSU dilaksanakan cuaca sangat cerah Ditambah lagi, pihaknya sengaja mengadakan PSU di hari libur. Supaya aktifitas masyarakat yang bekerja tidak terganggu.
“Kita sudah berupaya maksimal mendorong masyarakat untuk kembali datang ke TPS saat PSU,” tutupnya.
Hasil akhir PSU di TPS 17 Pinang Kencana, Pasangan calon (Paslon) gubernur dan wakil gubernur Kepri nomor urut 1, H Ansar Ahmad dan Nyanyang Haris Pratamura unggul saat perhitungan suara.
Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) PSU di TPS 17, Elpha Indrawan mengatakan, paslon Ansar-Nyanyang memperoleh 164 suara, dari 200 pemilih yang menyalurkan hak pilih.
Sedangkan kubu lawan, paslon gubernur-wakil gubernur Kepri nomor urut 2, Muhammad Rudi-Aunur Rafiq hanya memperoleh 35 suara. “Suara tidak sah hanya satu,” sebut Elpha Indrawan.