
REGIONAL NEWS.ID, TANJUNGPINANG – Dengan anggaran APBN Rp.2,7 miliar lima rumah tempe yang dibangun Kementerian Perindustrian akan siap digunakan untuk memproduksi tahu dan tempe di Kota Tanjungpinang, Kepri.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Tanjungpinang, Riany, menyatakan, proyek bangunan dari Kementerian Perdagangan ini, bertujuan mendukung usaha para perajin tahu tempe agar lebih higienis dan terstandar.
“Setelah bangunannya nanti selesai, akan diserahkan kepada lima pelaku usaha tahu dan tempe yang terpilih akan menggunakan fasilitas gedung ini dalam meningkatkan kualitas produksi mereka,” ujar Riany.
Pemerintah Kota Tanjungpinang lanjutnya, sangat berharap, dengan fasilitas rumah tempe dan tahu ini, pengusaha akan dapat meningkatkan produksi dan tahu dan tempe yang dijual lebih higienis.
Dari data Dinas Perdagangan dan Perindustrian lanjut Riany, Hingga saat ini terdapat sekitar 28 Pengrajin usaha tahu dan tempe di Tanjungpinang.
Namun dalam seleksi pengusaha yang diberi bantuan lokasi tempat, baru hanya lima pengrajin yang dinyatakan lolos verifikasi oleh Kementerian Perindustrian untuk mendapatkan fasilitas rumah produksi.
Menurut Riany, rumah produksi tersebut dilengkapi ruang penyimpanan bahan baku, ruang produksi, penggilingan, fermentasi, dan ruangan lainnya yang dirancang untuk menjaga kehigienisan produk.
“Dari 28 perajin, hanya lima yang terpilih setelah verifikasi ketat dari Kementerian Perindustrian,” tambahnya.
Riany berharap fasilitas baru ini dapat membantu perajin Tanjungpinang bersaing di pasar regional, mengingat Kota Batam telah memiliki rumah produksi serupa yang modern dan kompetitif.
Ia juga mendorong perajin untuk meningkatkan produksi, omzet, serta memperluas kemitraan pemasaran.
“Kami berharap mereka bisa menambah karyawan dan meningkatkan omzet, serta menambah mitra dalam menjual produk tahu dan tempe,” jelas Riany.
Selain itu, para perajin diwajibkan mencantumkan merek pada produk mereka sebagai bagian dari upaya branding yang akan meningkatkan daya ingat konsumen terhadap produk lokal.
“Ke depan, merek harus dipasang, karena selama ini belum ada. Ini bisa membantu branding produk mereka,” tutupnya.