
REGIONAL NEWS.ID, JAKARTA – Kepala Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi menulis di jejaring sosial X pada Sabtu dan menyatakan fasilitas nuklir Iran tidak terdampak serangan Israel dan para pengawas dalam keadaan aman serta melanjutkan pekerjaan penting mereka.
“Saya menyerukan kehati-hatian dan menahan diri dari tindakan yang dapat membahayakan keselamatan dan keamanan nuklir serta bahan radioaktif lainnya,” kata kepala IAEA tersebut lebih lanjut.
Tetapi Grossi enggan mengecam serangan terhadap Iran oleh rezim yang bahkan bukan penanda tangan Perjanjian Non-Proliferasi (NPT) tersebut, inti dari upaya global untuk mencegah penyebaran senjata nuklir.
Badan-badan internasional, termasuk IAEA, yang dikendalikan oleh Barat yang dipimpin Amerika Serikat, bungkam ketika menyangkut kejahatan dan agresi yang dilakukan oleh rezim Zionis di kawasan Asia Barat dan sekitarnya.
Ironisnya lagi, para pendukung Israel dari Barat gagal menekan rezim Zionis itu untuk menandatangani NPT atau mengizinkan IAEA memeriksa fasilitas nuklir mereka yang diyakini memiliki sekitar 400 hulu ledak nuklir.
Adanya sejumlah pejabat Israel yang menyerukan secara terbuka untuk menyerang warga Palestina di Jalur Gaza dengan nuklir adalah pengingat nyata bahwa rezim Zionis dan instalasi nuklirnya yang tidak dideklarasikan menimbulkan risiko serius bagi perdamaian dan keamanan regional dan global.
Setelah serangan udara Israel terhadap Iran, Spanyol pada Sabtu (26/10) mendesak agar semua pihak menahan diri untuk mencegah eskalasi konflik lebih lanjut di Timur Tengah.
“Hanya solusi diplomatik yang dapat mengembalikan stabilitas di kawasan ini,” kata pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Spanyol.
Selain menyerukan “semua pihak untuk menghentikan eskalasi kekerasan,” pemerintah Spanyol juga menuntut gencatan senjata segera di Gaza dan Lebanon, bantuan substansial untuk menangani “bencana kemanusiaan” di kawasan tersebut, pembebasan semua sandera, serta kepatuhan terhadap hukum internasional.
“Spanyol tetap berkomitmen untuk memulihkan stabilitas guna membuka jalan menuju perdamaian dan akan terus bekerja menuju tujuan ini bersama mitra kami,” tutup pernyataan tersebut.
Pada Senin (28/10), Spanyol akan menjadi tuan rumah para menteri luar negeri dari berbagai negara dalam Forum Regional untuk Uni Mediterania guna membahas konflik tersebut.