
REGIONAL NEWS.ID, TANJUNGPINANG – Ketua Badan Pengurus Wilayah Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (BPW KKSS) Provinsi Kepri, Ady Indra Pawennari memberikan support serta dorongan semangat untuk Atlet Mixed Martial Arts (MMA), Fadelullah Rewa.
Fadelullah Rewa merupakan putera asli Sulsel yang akan kembali mengasah kemampuannya diatas oktagon memperebutkan sabuk Grand Eska Championship, malam ini, Sabtu (15/6/2024)
Sebelum berlaga diatas oktagon, Ady Pawennari melepas keberangkatan Fadelullah Rewa dari Paviliin Nusantara, Kilometer 15, Kota Tanjungpinang, Kepri.
Bendahara PWI Kepri Ady Indra Pawennari dalam sebuah kesempatan mengatakan menyambut baik keputusan Rewa bertanding membawa nama besar KKSS. Kami berharap Rewa bisa menang dan mengharumkan nama KKSS Kepri.
“Kami mendukung semangat Rewa untuk bertanding. Berharap generasi muda dapat menyalurkan hobby positif melalui berbagai cabang olah raga,” kata Ady Indra Pawennari.
Sebagai Ketua KKSS sekaligus bendahara umum PWI Kepri. Kami mendoakan yang terbaik untuk saudara kita Rewa, sebelum berangkat, Rewa juga mendapat bekal akomodasi dan anggaran konsumsi.
“Jangan melihat jumlahnya, tapi itulah bentuk perhatian orang tua kepada anaknya. Semoga sukses saat bertanding malam nanti dan mengharumkan nama KKSS Kepri,” titip Ady.
Rewa merupakan anak muda kelahiran Maros Sulsel, akan berhadapan dengan atlet MMA asal Medan bernama Randa di Hotel Grand Eska, kota Batam.
“Laga digelar oleh Federasi Olahraga Beladiri Indonesia (FORBI) Provinsi Kepri bakal berlangsung selama 3 ronde. Target saya menang dan akan berusaha maksimal menang pada ronde pertama atau kedua,” ujar Rewa.
Sebelum pertandingannya malam ini, Fadelullah Rewa beberapa kali berlaga dibeberapa kejuaraan MMA, seperti mengikuti open turnamen kejuaraan boxing profesional di Jakarta.
“Waktu itu, saya berhadapan dengan atlet boxing asal Bandung. Alhamdulillah menang,” tukasnya.
Prestasi lain, Rewa pernah berlaga di One Pride TVOne melawan Samsul Huda. Pria kini genap berusia 34 tahun mengaku mulai mengenal olahraga tinju saat di Kutai Barat, Kalimantan Timur.
Saat itu usianya 15 tahun. Saya berkelahi di pasar. Tak sengaja ketemu pelatih asal Jeneponto, lalu memanggil saya dan akhirnya menawarkan untuk jadi atlet tinju, pungkasnya.