REGIONAL NEWS.ID, TANJUNGPINANG -Predisksi lonjakan harga komoditas bahan pangan tak terhindarkan, meski berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah daerah.
Berdasarkan pantauan dilapangan untuk harga cabai merah keriting Rabu 13 Maret 2024;
Cabe merah diharga Rp113 – Rp112 ribu per kilo (barang cenderung kosong, stok tinggal sedikit, itupun hanya dari medan)
Cabe rawit Rp.57 ribu per kilo, Cabe hijau Rp.61 – Rp.59 ribu per kilo, Cabe nano Rp.81 – Rp.91 per kilo
Sedangkan bawang merah jawa Rp.37 – Rp.35 per kilo, Blbawang merah india Rp.31 ribu per kilo, bawang merah birma Rp.29 ribu per kilo, bawang putih Rp.37 – Rp.35 per kilo.
Salah satu pedagang cabai berasal dari kabupaten Bintan Indra Setiawan menyampaikan ada beberapa langkah-langkah yang bisa dilakukan pemerintah daerah untuk mengantisipasi lonjakan harga komoditas pangan.
Pihak terkait seharusnya bisa mengantisipasi atau mengendalikan harga kebutuhan pokok. Kemudian tidak bisa serta merta begitu harga melonjak naik kita beraksi, ini tidak akan bisa merubah kebijakan pasar.
“Paling tidak jauh-jauh hari kita harus bisa memprediksikan, kemudian mengambil langkah-langkah strategis. Kita tidak bisa bereaksi kalau harga sudah keduluan naik,” kata dia.
Ia berharap deteksi dini dilakukan Disperindag sebagai perpanjangan tangan pemerintah mengatur lalu lintas bahan kebutuhan pokok maupun BUMD sebagai perusahaan plat merah mitra Pemda, termasuk denga memberikan subsidi untuk para distributor.
Kemudian kata dia, BUMD Kepri dan BUMD Kabupaten dan Kota harus juga bisa berfikir jauh seperti itu. Berbuatlah semaksimal mungkin atau berada sebagai gudang solusi untuk menjawab berbagai tantangan dan persoalan yang dihadapi masyarakat.
“Buatlah program kerja peran serta BUMD akan seperti apa dan bagaimana, serta berkontribusi untuk perekonomian daerah, minimal bisa memberikan sumbangsih penurunan inflasi,” ucapnya.
Indra Setiawan mengatakan langkah strategis terpenting pertama adalah pihak terkait harus mampu dan bisa mengendalikan kenaikan harga bahan pangan dengan rencana kerja serta mendeteksi segala kemungkinan dari jauh-jauh hari.
Sebelumnya Indra Setiawan mengatakan kondisi harga cabai sudah menjadi rutinitas yang terjadi hampir setiap tahun, mengapa demikian karena hal ini sudah menjadi periodik cocok tanam dan lain sebagainya.
Kemudian kenaikan harga cabai juga bisa dipengaruhi oleh masalah cuaca. Awal-awal puasa harga cabai merah keriting di Bintan masih stabil, kemudian di perkirakan pertengahan bulan puasa harga cabai akan turun.
“Nah kalau dilihat dari posisi cocok tanam beberapa daerah penghasil di indonesia, seperti, Jateng, Sumatera Utara, Aceh kemudian Mataram, saya rasa harga cabai kembali akan turun,” ujarnya.
Indra menyampaikan dengan harga cabai saat ini bukan karena permainan pelaku usaha cabai. Kemudian bukan tidak banyak intervensi harga cabai daripada pemerintah. Tapi yakin dan percaya kalau hanya sekali saja didatangkan, tidak akan berpengaruh, karena masyarakat mengunakan cabai setiap hari.
“Khususnya Bintan dan Tanjungpinang satu hari kebutuhan masyarakat akan cabai dalam sehari bisa mencapai 6 sampai 7 ton. Kemudian kalau hanya upaya mengintervensi harga cabai dengan kuantitas cabai 1 ton tidak akan bisa mempengaruhi harga,” jelasnya.