
REGIONAL NEWS.ID, TANJUNGPINANG – Pengamat stabilisasi harga dan kebijakan pemerintah daerah Kota Tanjungpinang, Rahmad Nasution mengatakan seharusnya pemerintah mengecek langsung dipasaran bagaimana fluktuasi harga bahan pokok yang terjadi saat ini.
Kemana Penjabat Walikota ketika harga-harga naik? bukankah Pj ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah? apa tindakan Pj Wako menyoal persoalan ini?, ucapnya.
“Mohon maaf jangan-jangan Pj dan instansi terkait tidak pernah turun ke pasar-pasar tradisional dan hanya sibuk dengan membuat foto-foto laporan yang tidak begitu penting,” paparnya.
Saya mendengar kemaren disdagin kota Tanjungpinang melaksanakan rapat koordinasi. Apa tindakan disdagin setelah rapat tersebut diselesaikan?
Kita tidak mau melihat seluruh harga-harga naik baru para petinggi negeri ini berbondong-bondong mendatangi pasar tanpa membawa solusi.
“Kalau kepasar hanya sekedar mengambil gambar atau pencitraan sebaiknya pejabat seperti ini cepat-cepat diganti,” pintanya.
Masyarakat membutuhkan penyelenggara pemerintahan yang memiliki kapasitas, kapabilitas serta mampu membuat ekonomi Tanjungpinang tumbuh baik dan berkembang, agar sirkulasi transaksi keuangan berputar semestinya.
“Sekarang apa-apa mahal, mau kedokter mahal, sekolah mahal, bahan pangan juga mahal,” kata Rahmad Nasution, Sabtu (9/3/2024).

Rahmad menegaskan ketika kita akan memasuki ramadhan, hampir seluruh harga kebutuhan rumah tangga naik. Pemerintah dalam hal ini, seharusnya bisa membuat satu terobosan yang dapat membantu mengurangi kesedihan masyarakat.
Menurut Rahmad, hasil rapat koordinasi disdagin bersama beberapa distributor tidak serta merta bisa mempengaruhi fluktuasi harga komoditas pangan di pasar tradisional dan modern.
Menurut salah seorang sumber di lapangan, biasanya menjelang ramadhan pemerintah kota Tanjungpinang dengan dinas terkait berbondong-bondong melaksanakan sidak pasar, berbeda dengan tahun ini, sampai hari ini Sabtu (9/3/2024) tidak ditemukan adanya survei harga oleh tim pengendali inflasi daerah (TPID).
Menurut salah seorang pedagang yang enggan disebutkan identitasnya mengatakan biasanya ada 2 atau 3 orang yang selalu datang bertanya soal harga kepada kami pedagang secara rutin. “Tapi tahun ini kegiatan itu sepertinya ditiadakan dinas terkait,” kata dia.
Berdasarkan hasil pantauan dilapangan, harga cabai hijau yang beberapa hari lalu dijual pada harga 60 ribu rupiah kini beranjak naik di angka 64 ribu rupiah.
Sedangkan untuk cabe merah yang beberapa hari lalu turun diangka 76 ribu rupiah kini kembali merangkak naik di harga 88 ribu rupiah.
Sedangkan untuk daging ayam segar, biasanya di jual pada harga 39 ribu rupiah kini beranjak naik hingga 43 ribu rupiah, untuk daging ayam ukuran besar di jual diharga 45 ribu perkilo.
Sementara stok daging ayam segar mulai berkurang, banyak di temukan daging ayam beku di jual pada harga 39 ribu rupiah. Selain stoknya yang berkurang daging ayam segar dikeluhkan harganya selangit.

Sementara itu kios penjualan daging segar diserbu oleh ibu-ibu. Harga daging segar di jual pada harga 150 ribu rupiah, selain daging segar kita juga menemukan daging beku di jual dengan harga 110 ribu rupiah.
Salah seorang pembeli mengeluh terkait kenaikan harga ayam, kemaren kita masih membeli ayam di harga 39 ribu rupiah sekarang naik. Kenaikan harga daging ayam membuat para ibu rumah tangga mengurungkan niat untuk membeli daging ayam.
“Harga cabai merah keriting kembali merangkak naik, kenaikan harganya hampir di angka 10 ribu rupiah,” ujarnya.