
REGIONAL NEWS.ID, TANJUNGPINANG -Umat Konghucu dan etnis Tionghoa akan merayakan Hari Raya Imlek 2575 Kongzili yang jatuh pada 10 Februari 2024 besok.
Menyambut perayaan ini, ritual sembahyang leluhur di Vihara Avalokitesvara Graha, Kota Tanjungpinang. Pelaksanaan ibadah dilaksanakan di Gedung Penyimpanan Abu Kremasi Vihara Avalokitesvara Graha, Kota Tanjungpinang.
Salah seorang warga Tionghoa bernama Johan menyebut sembahyang leluhur merupakan tradisi umat Konghucu dan etnis Tionghoa setiap akan merayakan Hari Raya Imlek.
Sembahyang leluhur ibertujuan untuk menghormati dan mendoakan arwah leluhur, serta menunjukkan bakti kepada keluarga dan saudara yang telah tiada, untuk memperkokoh persatuan segaris keturunan.
“Saya kesini bersama anak-anak. Kami datang untuk mendoakan arwah istri saya yang telah meninggal,” kata Johan, Jumat (9/2/2024).
Menurut Johan, pada umumnya sembahyang leluhur dilakukan dengan membakar tiga dupa satu-persatu. Dimana setiap dupa yang terbakar habis akan diganti dengan dupa baru sampai tiga dupa.
“Jadi kita pakai tiga dupa, satu dupa biasanya 30 menit sudah habis dan kita ganti dengan dupa yang baru,” jelasnya.
Selain itu, Johan mengatakan, saat melakukan sembahyang leluhur juga biasanya membawa makanan sebagai persembahan. Makanan yang dibawa biasanya makanan yang sudah di masak dan siap dimakan.
“Contohnya sayur, namun menu lauk pauk yang kita bawa harus ganjil, misalkan harus 3 macam, 5 macam dan seterusnya. Setelah didoakan makanan akan kita bawa pulang lagi untuk dimakan,” ujarnya.
Sementara warga Tionghoa lainnya, Atong menyebut ibadah leluhur biasanya dilakukan empat kali dalam setahun. Bulan empat, bulan tujuh, menjelang Imlek, dan hari wafatnya leluhur.
“Sembahyang leluhur dilakukan satu hari sebelum Imlek, kita menyempatkan waktu untuk datang mendoakan saudara dan leluhur kita yang telah tiada,” tuturnya.
Ia mengatakan, ibadah leluhur juga tak harus dilakukan di Vihara atau tempat kremasi, namun bisa dilakukan di rumah masing-masing bagi jasad yang dikuburkan.
“Jadi tidak semua harus kesini, kalau keluarganya di kubur bisa beribadah di rumah. Namun banyak yang sembahyang disini karna memang abu kremasinya diletakan disini,” kata dia.