
Oleh : Rahmad Nasution
Mantan Kepala Kejaksaan Tinggi Kepri (Kejati), Gerry Yasid SH, MH menjadi calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Daerah Pemilihan Provinsi Kepulauan Riau paling banyak mendapat dukungan masyarakat.
Gerry Yasid menjadi tokoh masyarakat menyerahkan dukungan terbanyak, atau paling banyak didukung masyarakat dalam bursa calon DPD RI dapil Provinsi Kepri di Pemilu tahun 2024 ketika itu.
Berdasarkan data dirilis KPU Provinsi Kepri, jumlah dukungan yang disampaikan oleh pejabat kelahiran Tanjunguban, Kabupaten Bintan dan alumni SMAN 1 Tanjungpinang ini sebanyak 3.796 orang.
Sedangkan, dukungan terbanyak kedua disampaikan oleh Dharma Setiawan dengan jumlah dukungan sebanyak 3.634 orang. Selanjutnya, secara berturut-turut Ismeth Abdullah dengan jumlah dukungan 3.369 orang, Dwi Ajeng Sekar Respaty 3.042 orang, Haripinto Tanuwidjaja 2.926 orang.
Kemudian, Hotman Hutapea 2.871 orang, Ria Saptarika 2.800 orang, Sirajudin Nur 2.742 orang, David Farel Sibuea 2.534 orang, Stephane Gerald Martogi Siburian 2.516 orang, Hardi Selamat Hood 2.463 orang.
Dengan modal sosial masing-masing, kontestasi DPD nantinya diyakini bakal menarik. Apalagi, untuk sebagian, latar belakang calon terhitung merepresentasikan demografi Kepri, setidaknya berdasarkan hasil SP 2010. Kemudian basis konstituen dan jejaring politik, boleh disebut, juga cukup mencerminkan peta elektoral di Kepri.
Kabar baiknya, Kepri memiliki instrumen untuk menyaring siapa calon DPD layak di Pemilu 2024. Karena, RUU Daerah Kepulauan. Telah belasan tahun, sejak Deklarasi Ambon, RUU Daerah Kepulauan masih tarik ulur, sebelum akhirnya DPD menginisiasi ulang sejak tiga tahun terakhir, alias Prolegnas 2021-2023, setelah kandas saat diajukan DPR.
Kabar baik selanjutnya, Pemilu DPD sembilan bulan lebih cepat dari Pilkada serentak di Kepri. Sehingga, mereka gagal ke Senayan, para elite parpol masih memiliki kesempatan memetakan modal untuk maju menjadi peserta Pilkada serentak November mendatang.
Masyarakat Kepri dan Tanjungpinang khususnya menyebutkan kontestasi calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan medan sengit dalam setiap Pemilu di Kepri. Selain dari sisi persyaratannya, alokasi kursi yang tersedia di Senayan juga terbatas yakni hanya empat kursi.
Bila berkaca pada hasil Pemilu 2019 lalu, tidak menutup kemungkinan keterwakilan pemilih di Kepri pada DPD justru bisa diperoleh orang yang baru masuk kontestasi politik. Penyebabnya, karena masyarakat sudah memiliki pengalaman dari berbagai peristiwa penting di Kepri.
Sebagai salah satu contoh sebut saja, rencana pengembangan eco city Pulau Rempang dan Pulau Galang, kemana mereka ketika masyarakat butuh teman bicara. Dimana mereka yang katanya sebagai perwakilan daerah atau yang mewakili suara masyarakat daerah kepulauan.
Menurutnya, orang yang bisa menjadi anggota DPD cenderung memiliki basis massa yang berafiliasi dengan identitas kesukuan serta mampu memberikan perlindungan serta pemahaman hukum, kita sebut saja Gerry Yasid.
Selain karena mantan Kepala Kejaksaan Tinggi Kepri, Gerry Yasid memiliki basis massa yang kuat. Modal menjadi salah satu anggota DPD RI Dapil Kepri sudah ada padanya. Investasi politiknya sudah ada dan terbangun semenjak menjadi Kajati di Kepri.
Secara pasti kita tidak mengetahui siapa yang akan menjadi calon DPD Dapil Kepri. Apakah masih orang-orang lama. Karena jika mencermati hasil analisis beberapa tokoh dan masyarakat, ada sejumlah kelompok massa yang sudah memetakan orang-orang untuk duduk di DPD.
Menurut masyarakat, meski kiprah DPD tidak sepopuler DPR, nyatanya kontestasi setiap lima tahun sekali selalu sengit dan diminati ramai kontestan.
Kontestasinya adu nasib dan sangat sengit, kita berharap kelak mereka yang terpilih merupakan aset daerah yang memiliki kemampuan dan keinginan membangun daerah serta mendorong pengesahan RUU daerah kepulauan.
Kita berharap strategi one man show calon DPD RI mampu merebut simpati dan kepercayaan mayoritas masyatakat kepulauan yang sudah heterogen atau bahkan sejumlah kelompok tertentu yang dalam istilah politiknya interest group.
Seperti gerakan perempuan, komunitas pengusaha, organisasi petani, himpunan masyarakat nelayan atau kelompok-kelompok lainnya.