NASIONAL

Bantah Anies, Ini Alasan Prabowo Ogah Bicara Blak-blakan Soal Alutsista

63
×

Bantah Anies, Ini Alasan Prabowo Ogah Bicara Blak-blakan Soal Alutsista

Sebarkan artikel ini
Debat kedua calon presiden (Foto; Antara)

REGIONAL NEWS.ID, JAKARTA — Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto membantah pernyataan capres nomor urut 1 Anies Baswedan yang menyebut seolah-olah dia diajak berbicara dalam pertemuan tertutup untuk membahas pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) dan kebijakan pertahanan lainnya, termasuk soal lumbung pangan (food estate).

Prabowo menjelaskan pembahasan mengenai alutsista, yang kerap memuat informasi rahasia, memang sepatutnya tidak dibicarakan di muka umum.

“Pak Anies, Pak Anies. Saya tidak bicara tertutup, saya bicara di depan Komisi I di mana semua partai yang mengusung Bapak hadir dan menyetujui yang saya ajukan, dan juga sekarang waktunya enggak ada”.

Jadi sambung Prabowo, saya mengundang kita bicara terbuka! terbuka! silakan, tetapi saya ingatkan bapak cinta tidak dengan negara ini? Semua kekurangan kita, semua masalah kita buka di depan umum. Apa itu pantas? Di negara yang baik, di negara maju, masalah rahasia ada, Profesor.

Jadi bohong saya tidak minta tertutup, saya terbuka,” kata Prabowo  menanggapi pernyataan Anies saat segmen kelima debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Ahad malam.

Dalam beberapa sesi debat, Prabowo secara terbuka mengundang Anies dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo untuk duduk bersama dan membahas data terutama soal kebijakan pertahanan RI. Prabowo sejak awal periode kedua pemerintahan Presiden RI Joko Widodo menjabat sebagai Menteri Pertahanan.

Terkait undangan untuk duduk bersama dan “buka-bukaan” itu, Anies menilai Prabowo sepatutnya memanfaatkan panggung debat malam ini untuk meluruskan data-data baik yang disampaikan dirinya maupun Ganjar apabila ada yang keliru. “Menurut hemat kami, bila ada di antara kami (dia dan Ganjar, red.) yang keliru, Bapak tunjukkan, kalau tidak bisa memang datanya benar,” kata Anies.

Beberapa kebijakan pertahanan Prabowo menjadi sasaran kritik Anies dan Ganjar selama debat ketiga Pilpres 2024. Ganjar dan Anies beberapa kali mengkritik kebijakan pembelian alutsista bekas Prabowo. Keduanya kompak menilai pembelian alutsista bekas itu berisiko terhadap keselamatan prajurit.

Namun, Prabowo meluruskan pembelian alutsista bukan perkara bekas atau baru, tetapi masa pakai-nya. Dia mencontohkan, misalnya, dalam pembelian pesawat yang diperhatikan adalah jam terbangnya (flying hours).

Prabowo juga menyinggung pada masa pemerintahan Presiden Ke-1 RI Soekarno mayoritas alutsista yang dipakai untuk memperjuangkan Irian Barat merupakan alutsista bekas.

Debat ketiga Pilpres 2024, yang merupakan kelanjutan debat pertama pada 12 Desember 2023 dan debat kedua pada 22 Desember 2023, mengangkat isu-isu pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menetapkan tiga pasangan capres-cawapres sebagai peserta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024, yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (pasangan calon nomor urut 1), Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (pasangan calon nomor urut 2), dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md (pasangan calon nomor urut 3).

Beberapa pakar dan praktisi pertahanan diundang oleh KPU RI sebagai panelis debat malam ini, di antaranya Prof. Angel Damayanti (Guru Besar Bidang Keamanan Internasional Universitas Kristen Indonesia), Curie Maharani Savitri (Ahli Kajian Industri Pertahanan dan Alih Teknologi Universitas Bina Nusantara), Prof. Evi Fitriani (Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia).

Berikutnya Prof Hikmahanto Juwana (Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia), I Made Andi Arsana (Ahli Aspek Geospasial Hukum Laut Universitas Gadjah Mada), Ian Montratama (Ahli Keamanan dan Pertahanan Universitas Pertamina), Irine Hiraswari Gayatri (Peneliti Pusat Riset Politik BRIN), Kusnanto Anggoro (Pakar Keamanan Universitas Pertahanan), Laksamana TNI (Purn.) Prof. Marsetio (Kepala Staf TNI Angkatan Laut Periode 2012-2014), Philips J. Vermonte (Peneliti Senior CSIS), dan Prof. Widya Setiabudi Sumadinata (Guru Besar Bidang Keamanan Global Universitas Padjajaran).

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *