
REGIONAL NEWS.ID, TANJUNGPINANG – Mantan Kepala Kejaksaan Tinggi Kepri Gerry Yasid SH.MH sholat jum at berjamaah di mesjid Sultan Riau, sekalgus ziarah dan bersilaturahmi dengan keluarga, sahabat dan tokoh masyarakat Pulau Penyengat. Jum at 23 juni 2023.
Pulau Penyengat Inderasakti merupakan sebuah pulau kecil yang terletak di Kota Tanjungpinang, Kepri. Berjarak kurang lebih 1,8 kilometer dari pusat kota Tanjungpinang, memiliki panjang sekitar 2.000 meter dan lebar 850 meter dengan jumlah penduduk 2500 jiwa.
Pulau ini sangat mudah dikunjungi dengan menggunakan perahu motor atau pompong. Pulau Penyengat merupakan salah satu objek wisata di Kepulauan Riau.
Di pulau ini terdapat berbagai peninggalan bersejarah. Diantaranya Masjid Raya Sultan Riau yang terbuat dari putih telur, makam para Yang Di-Pertuan Muda Kerajaan Johor-Pahang-Riau-Lingga, dua diantaranya yaitu makam dari pahlawan nasional Raja Haji Fisabilillah dan Raja Ali Haji (Bapak Bahasa).
Selain itu di Pulau Penyengat terdapat kompleks istana kantor dan benteng pertahanan di Bukit Kursi serta Balai Adat Melayu Kepulauan Riau.
Dalam kunjungannya, Gerry menceritakan sejarah masa kecilnya di Pulau Penyengat. Ia mengatakan sebagai salah satu sumber peradaban bangsa melayu. dahulu pulah penyengat menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa perdagangan antar daerah (dari Pasai, Minangkabau, Jawa, ke Sulawesi, Halmahera, dan Kepala Burung Papua).
Masa awal kemerdekaan bahasa melayu menjadi alat pemersatu dan pembentuk kesadaran bangsa, maka setelah proklamasi ia dijelmakan, menjadi bahasa Indonesia menjadi bahasa negara dan bahasa kebangsaan, ujarnya.
Bahasa melayu telah menjadi alat perekat kebangsaan Indonesia, serta telah membawa bangsa Indonesia sebagai bangsa modern. Bangsa Melayu adalah sebuah entitas suku bangsa yang besar bergerak dinamis berdiaspora di berbagai tempat di dunia.
Bakal calon anggota DPD RI dapil Kepri ini mengatakan bangsa melayu merupakan penguasa dan pemilik sah kedaulatan Asia Tenggara. Bahkan kekusaanya melampaui batas-batas Asia Tenggara, seperti dari ujung Formosa di Indochina sampai Madagaskar, dari Okinawa sampai Selandia Baru dan wilayah Hawai di Amerika, bahkan sampai Madagaskar.
Gugusan Melayu merata di wilayah Asia Tenggara dan sebagian tercecer di benua Afrika, Australia. Bahkan Belwood menyebut Melayu atau Austronesia adalah penguasa separuh dunia, katanya.
Gerry berharap agar jangan terlena pada kejayaan masa lalu, mari membangun seluruh sumberdaya pulau penyengat dengan kebersamaan dan kesungguhan.
“Melayu itu bukan suku tapi bangsa, oleh sebab itu maru bersatu. Keberadaban kita sudah maju, seharusnya kita yang disini bisa lebih maju dan bukan hanya terdiam dan menceritakan kejayaan masa lalu. Sekarang bagaimana metode membangun sumberdaya manusia yang unggul berdaya saing seharusnya bisa dimulai dari pulau penyengat,” imbuhnya.
Teruslah membangun peradaban dengan tidak meninggalkan entitas kemelayuan. Asal muasal bangsa indonesia itu dimulai dari pulau ini. Merestrukturisasi pulau penyengat perlu dilakukan pemimpin yang menguasai utuh cerita dan sejarah masa lampau pulau ini.
“Tidak akan mungkin pulau penyengat dibangun pemimpin luar daerah. saya berfikir pulau penyengat sudah dibangun sedemikian rupa, rupanya hanya landscape begitu saja,” ucapnya.
Kedepan kita berharap siapapun walikotanya lurah Pulau Penyengat harus tingggal di Penyengat. Mudah mudahan di episode cerita masa depan kita menemukan sosok pemimpin yang mampu melahirkan pemimpin tangguh.
“Seorang pemimpin itu adalah melahirkan pimpinan-pimpinan. Pemimpin itu tokoh masyarakat yang punya kemampuan memimpin, bukan minta dipimpin,” tuturnya.
Siapa saja yang dianggap tokoh tempatkan sebagai tokoh dan role model. Jangan bertengkar merebut posisi pemimpin. Mohon maaf kita ambil contoh Sulawesi, kenapa Yusuf Kalla begitu dihormati disana, karena beliau dituakan masyarakat. “Omongannya sangat didengar banyak orang, seharusnya kita disini juga memiliki sosok pemimpin seperti itu,” ucapnya.