
REGIONAL NEWS.ID, TANJUNGPINANG – Wakil ketua sekaligus panitia pembangunan mesjid baru Ar Rahim Teluk Keriting Abdul Hamid menyampaikan bilamana telah berdiskusi dengan salah seorang manager tuan guru ustadz Abdul Somad melalui saluran percakapan whatapps. Senin 05 juni 2023.
Menurut Hamid ketika menghubungi redaksi regionalnews.id senin kemarin mengatakan setelah berdiskusi, dalam kasus ini jemaah telah di PHP.
Dalam perkara ini kata Hamid kita perlu dalil, fatwa dan referensi. Secara pribadi kata dia kembali menjelaskan bahwa telah berdiskusi dengan salah seorang manager atau ajudan pribadi tuan guru ustadz Abdul Somad.
Katanya waktu itu, segala sesuatu pemberian setelah diberi namun diungkit-ungkit dengan ungkapan menyakitkan maka hal itu adalah haram.
“Dijelaskan imam Nawawi bila terjadi seperti itu maka akan menghinakan sipemberi dan akan menimbulkan busuk hati”.
Sebelumnya diberitakan rencana pengembalian mimbar Mesjid Ar Rahim lantaran mayoritas pengurus mesjid geram dengan statmen Ade Angga, Karo Kesra Pemprov Kepri dan juru bicara gubermur kepri Suyono Saeran di media sosial.
Kala itu, wakil ketua pembangunan mesjid baru Ar Rahim Abdul Hamid mengatakan alasan rencana pengembalian mimbar mesjid sangat sederhana, karena mereka mengungkit dan mengumbar pemberian.
“Katanya dewan penasehat mesjid, masa pengurus mesjid lupa ajaran agama kalau segala sesuatu yang diberi tidak boleh diungkit,” terang Hamid lagi.
Hamid menambahkan seharusnya mereka yang berilmu memahami konteks beragama dimana kalau tangan kanan memberi tangan kiri tidak boleh tau.
“Kalaupun ditaksir mimbar itu seharga 5 jutaan, daripada harus berselisih dengan hal yang remeh temeh kami memutuskan memgembalikan mimbar itu,” ujar Abdul Hamid, Jum at 27 Mei 2023.
“Untuk apa mereka mengumbar bahasa barusaja jadi gubernur defenitif gubernur Ansar sudah memberikan bantuan mimbar untuk mesjid Ar Rahim. Benar kata tetua kita dahulu seharusnya adab lebih tinggi daripada ilmu,” ujar Hamid.
Jangan karena mimbar itu seolah gubernur Ansar sudah berbuat untuk masyarakat Teluk Keriting. Dia melupakan janji untuk meneriskan pembangunan mesjid Ar Rahim tahap II, kata Hamid dan sebagian pengurus inti dewan takmir mesjid Ar Rahim.
Kemudian mengulas statmen tuan anggota tim percepatan pembangunan provinsi kepri Suyono Saeran, lantang mengatakan kalau gubernur Ansar tidak pernah berjanji akan meneruskan pembangunan meajid Ar Rahim.
“Jejak digital masih tersimpan rapi di memori handphone saya. Saya yang menyerahkan langsung profosalnya ke tangan gubernur Ansar di kedai kopi batu 10, bahkan saya masih ingat yang mengabadikan momen pemyerahan profosal itu Rachmat,” ungkapnya.
Pertemuan waktu itu, gubernur Ansar mengatakan akan meneruskan pembangunan mesjid pada tahun 2023. Profosal permohonan lanjutan pembangunan tahao II mesjid beberapa kali saya kirim ke kantor gubernur, sekdaprov kepri, kadis perkim dan karo kesra, terang Hamid.
Hamid mengaku beberapa minggi lalu sempat bertemu Karo Kesra Ayub. Pertemuan waktu adalah untuk menunda bantuan hibah 68 juta. Bantuannya sangat minim dan agar bantuan lebih besar dianggarkan sibtahun 2024. Padahal Padahal kata dia untuk menyelesaikan mesjid tersebut dibutukan dana hampir Rp.2 Milyar, namun Ayub tidak menyebutkan berapa nilai yang akan dikuncurkan di tahun 2024.
Sementara itu Djamal tokoh masyarakat yang juga pengurus mesjid Ar.Rahim menyayangkan statmen kontradiktif Ade Angga yang mengatasnamakan dewan penasehat mesjid dan anggota timsus percepatan pembangunan Suyono Saeran.
Ia mengatakan polemik dan kegaduhan ini terkesan mereka ciptakan agar khalayak juga mengetahuinya. Selama 2 tahun memimpin belum pernah ada sentuhan gubernur Ansar untuk warga Teluk Keriting selain mimbar itu.
Kami hanya meminta mesjid kami dibangun dan pembangunannya tentu tidak akan sebanding dengan anggaran proyek dan penataan Gurindam 12. “Sekian lama terbiar konstruksi bangunan terlihat tidak lagi kokoh, tuturnya.