KESEHATANTANJUNGPINANG

Pelayanan Masyarakat Terganggu, Dokter Spesialis Ortopedi RSUD RAT Mengundurkan Diri

657
×

Pelayanan Masyarakat Terganggu, Dokter Spesialis Ortopedi RSUD RAT Mengundurkan Diri

Sebarkan artikel ini
Rumah Sakit Umum Daerah Raja Ahmad Thabib Kota Tanjungpinang, Kepri (Foto RSUD RAT)

REGIONAL NEWS.ID, TANJUNGPINANG – Tersiar kabar dua orang dokter spesialis Ortopedi atau tulang memilih mundur dari Rumah Sakit Umum Daerah Raja Ahmad Thabib (RSUD RAT) karena alasan yang masih mengundang tanya.

Kedua dokter yang memilih berhenti melayani pasien di RSUD RAT adalah dr. Deded Yudha Pranatha, Sp.OT dan dr. Faisal Rahman, Sp.OT, keduanya dikabarkan mengundurkan diri dari praktik medis di RSUD RAT.

Satu dari dua dokter yang dikabarkan mengundurkan diri berstatus sebagai ASN. Dia adalah dr. Deded Yudha Pranatha, Sp.OT. Sedangkan dr. Faisal Rahman, Sp.OT, masih berstatus kontrak.

“Pasca pengunduran diri keduanya, pelayanan ortopedi di RSUD RAT menjadi terhenti sejak sepekan lalu hingga hari ini”.

Ketika diminta tanggapan alasan pengunduran diri kedua dokter spesialis tulang ini, Direktur RSUD RAT Kepulauan Riau dr. Yusmanedi hingga jajaran staf dan managemen rumah sakit kompak memilih diam daripada menjawab pertanyaan awak media.

Berdasarkan hasil wawancara Infotoday, Kepala Dinas Kesehatan Kepri M. Bisri mengatakan sudah menerima kabar tentang pengunduran diri kedua dokter spesiali tulang dari RSUD RAT.

“Saya sudah dapat info. Saya sudah dengar informasi ini beberapa hari lalu. Jika benar kita akan tanyakan ke manajemen apa masalahnya sehingga mengundurkan diri,” ujar Bisri, Selasa (31/1).

Bisri juga mengakui jika informasi pengunduran diri dr. Deded Yudha Pranatha diperoleh dari managemen rumah sakit. Informasi yang kami terima, pengunduran diri yang bersangkutan karena alasan fisik.”Katanya alasan fisik dan tidak sanggup bertugas di dua tempat kerja”.

Bisri juga mengatakan pengunduran diri kedua dokter tersebutbdkterimanya melalui sambungan telepon dari Wakil Direktur Rumah Sakit Raja Ahmad Thabib, dia ketika itu mengabarkan bahwa ada dua orang dokter spesialis yang mengundurkan diri karena alasan fisik.

“Saat itu, saya bertanya kenapa mengundurkan diri? katanya kondisi fisik menjadi alasannya. Begitu informasi yang saya terima dari Wadir RSUD RAT Tanjungpinang. Saya rasa alasannya tidak hanya itu,” kata Bisri lagi.

Ia menjelaskan, dr. Deded Yudha Pranatha sudah cukup lama mengabdi di RSUD Raja Ahmad Tabib dengan tunjangan yang diterima mencapai Rp28 juta perbulan. Sedangkan dr. Faisal Rahman yang berstatus kontrak sudah mengabdi sekitar 1 tahun.

“Untuk dokter kontrak tergantung kebutuhan rumah sakit. Apakah dia full timer atau part time. Untuk masa tugas dr. Deded sudah lama. Sedangkan dr. Faisal sudah 1 tahunan,” jelas Bisri.

Saat ditanya soal kabar pemberian insentif jasa medis yang tidak adil dari manajemen rumah sakit sehingga dokter tersebut mengambil keputusan mundur, Bisri menegaskan itu ada hitung-hitungan. “Logikanya insentif jasa medis itu sudah ada formulanya, hitung-hitungannya. Istilah tidak fair, itu tidak ada,” kata dia.

M. Bisri menerangkan, pemberian insentif dinilai dari dua hal. Pertama, berdasarkan kinerja dan pasien yang ditangani. Kedua, berdasarkan posisi (jabatan).

Selain itu, dalam waktu dekat Dinas Kesehatan Kepri berencana menggelar rapat dengan manajemen rumah sakit. “Dalam rapat nantinya akan saya gali soal penyebab mundurnya dokter spesialis ini. Saya tak mau dokter yang sudah ada sampai pergi,” jelas Bisri.

Kadis Kesehatan Kepri ini juga berencana mengecek apakah pengunduran diri dr. Deded Yudha Pranatha masih dalam bentuk lisan atau tertulis. “Kalau seorang ASN mengundurkan diri tentunya harus sampai ke BKPSDM dulu. Nanti saya cek apakah mengundurkan diri masih dalam bentuk lisan atau tertulis.

Namanya orang mengundurkan diri kan belum tentu disetujui kan. Kalau ditolak belum tentu juga yang bersangkutan bisa mundur,” papar Bisri menjelaskan.

Bisri pun tak membantah pasca keputusan undur diri keduanya menyebabkan pelayanan medis khusus tulang menjadi terganggu. Masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan medis tulang mesti ke RSUD Kota Tanjungpinang dan RSAL sebagai rumah sakit alternatif. “Bisa juga ke Batam,” katanya.

Penulis : dar

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *