
REGIONAL NEWS.ID, QATAR – Jerman diperiksa FIFA setelah manajer timnas mereka, Hansi Flick, sengaja melanggar peraturan Piala Dunia menjelang laga krusial mereka kontra Spanyol.
Harapan anak asuh Flick di Piala Dunia 2022 masih hidup setelah mengimbangi Spanyol 1-1 dalam matchday kedua Grup E, Senin (28/11) dini hari WIB. Pemain pengganti Niclas Fullkrug menjadi pahlawan saat striker Werder Bremen itu menetralkan gol pembuka Alvaro Morata.
Satu poin tersebut krusial bagi Jerman karena menambah peluang mereka untuk lolos ke 16 besar, meski dikejutkan Jepang 2-1 di partai pembuka. Die Mannschaft akan menghadapi Kosta Rika di partai grup pamungkas, Jumat (2/12) dini hari WIB – tapi saat ini tengah terancam sanksi FIFA.
Sengaja langgar aturan Piala Dunia, Jerman terancam sanksi FIFA?
FIFA menggelar investigasi terhadap Jerman atas pelanggaran pasal 44 peraturan Piala Dunia, yang menyatakan bahwa semua tim harus menghadiri konferensi pers pra-pertandingan bersama manajer dan satu pemain.
Menjelang laga versus Spanyol, Flick menghadiri jumpa pers sendirian, sehingga melanggar aturan FIFA. Pelatih Jerman tersebut menjelaskan ia sengaja melanggar aturan tersebut karena tak ingin pemainnya harus bepergian jarak jauh.
“Anda harus duduk di mobil selama tiga jam,” katanya. “Itu pun sebelum sebuah pertandingan yang begitu penting.”
Timnas Jerman menetap di Zulal Wellness Resort, 100 kilometer dari Doha, di mana tujuh dari delapan stadion Piala Dunia bertempat, dan merupakan lokasi sentra pers FIFA. Jerman sempat meminta memindahkan konferensi pers ke Al-Shamal, yang berada di sebelah kamp latihan mereka, tapi FIFA menolak permintaan tersebut.
Keputusan Flick ini nampaknya risiko yang sudah diperhitungkan, dengan Kicker mengklaim bahwa Jerman terancam denda atau peringatan.
Keputusan Flick ini nampaknya risiko yang sudah diperhitungkan, dengan Kicker mengklaim bahwa Jerman terancam denda atau peringatan.
Prahara Jerman vs FIFA di Piala Dunia 2022
Ini bukan pertama kalinya Jerman bentrok dengan FIFA di Piala Dunia 2022, dengan kontroversi ban kapten anti-diskriminasi LGBT ‘OneLove’ menjadi buah bibir di awal turnamen.
Jerman, Inggris, sampai Wales batal mengenakan ban kapten tersebut setelah FIFA mengancam pemain yang memakainya bisa terkena hukuman kartu kuning. Merespons ancaman tersebut, starting Xi Jerman melakukan gestur tutup mulut sebelum dikalahkan Jepang, sebagai bentuk protes terhadap keputusan FIFA.
Terkini Jerman mempertimbangkan menyeret FIFA ke ranah hukum terkait sengketa ini. Steffen Simon, juru bicara PSSI-nya Jerman (DFB), berkata: “FIFA melarang kami menunjukkan lambang keberagaman dan hak asasi manusia. Mereka menggabungkan larangan ini dengan ancaman hukuman keolahragaan tanpa dirinci. DFB menginvestigasi apakah tindakan FIFA ini taat hukum atau tidak.” (int)