NASIONAL

IPW: Masyarakat Jangan Takut Mengkritik Polri

147
×

IPW: Masyarakat Jangan Takut Mengkritik Polri

Sebarkan artikel ini
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo (kanan) melakukan jumpa pers di Hotel Wyndham, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (26/3/2022). Selain meluncurkan Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) Nasional Presisi Tahap II, kehadiran Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Surabaya juga untuk mengecek ketersediaan minyak goreng di Pasar Wonokromo dan pabrik minyak goreng di kawasan Rungkut. (Foto Antara)

REGIONAL NEWS.ID, JAKARTA–Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso meminta masyarakat tidak takut mengkritik Polri. Menurutnya, kritik ke Polri untuk mengimplementasikan peran publik dalam meningkatkan kinerja kepolisian.

“Soal pengawasan oleh masyarakat jangan takut (mengkritik Polri),” kata Sugeng dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (5/11/2022).

Menurut Sugeng, Polri, di bawah kepemimpinan Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, saat ini tidak antikritik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan IPW sejak 2021, serangan demi serangan kepada institusi Polri diterima dengan baik sebagai kritik membangun.

“Kami meneliti selama Pak Listyo menjadi Kapolri, memang ada pada 2021 itu ada yang ditangkap pengkritik, kemudian diperintahkan untuk lepas. Itu biasanya oleh kepolisian-kepolisian di wilayah. Kritik sekeras apa pun sekarang didengar dan diterima tanpa serangan balik,” kata Sugeng.

Pada 2022, lanjutnya, terdapat kasus penegakan hukum terhadap seorang pengacara yang dikenal menjadi pengkritik Polri, yakni Alvin Lim. Penangkapan terhadap Alvin Lim pada Oktober lalu di Bareskrim Polri bukan oleh polisi, melainkan jaksa terkait kasus lain.

Alvin Lim melontarkan kritik yang dapat dijadikan bahan untuk melakukan serangan balik bagi polisi. “Justru ada satu orang ya, Alvin Lim ditangkap tapi bukan oleh polisi, tapi oleh kasus lain, bahkan dia menyerang polisi habis-habisan. Pak Sisno Adiwinoto, Ketua Purnawirawan Polri, mengusulkan supaya dilakukan tindakan pelaporan oleh polisi, tapi tidak dilakukan sampai sekarang. Jadi, artinya memang Pak Kapolri program mendengar masyarakat itu, tidak antikritik, memang dijalankan,” jelasnya.

IPW juga mengamini pembentukan suatu instrumen yang dapat melegitimasi tindakan Kapolri agar diikuti seluruh jajarannya. Harapannya, ke depan Polri dapat menjadi institusi yang benar-benar antikritik.

“Tapi ini betul harus dibentuk dalam satu instrumen, setidaknya surat perintah begitu kepada seluruh pimpinan, bahwa kritik tidak boleh dibalas dengan pelaporan pidana,” imbuhnya.

Oleh karena itu, demi perbaikan Polri, Sugeng meminta masyarakat tidak takut untuk turut ambil bagian, dengan bersama-sama melakukan pengawasan terhadap Polri dan melaporkan oknum-oknum penegak hukum yang melakukan pelanggaran.

SUMBER : ANTARA  
EDITOR : REDAKSI
0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *