REGIONAL NEWS.ID,BATAM – Menteri Dalam Negeri RI, Muhammad Tito Karnavian meninjau secara langsung kunjungan wisatawan Malaysia dan Singapura di gerbang Nongsa Senssion, Kota Batam, Kepulauan Riau, Jum at (5/4/3022).
Kehadiran Menteri Dalam Negeri untuk memastikan penerapan kebijakan pemerintah pusat berdasarkan rekomendasi pemerintah daerah agar wisatawan dapat kembali berkunjung ke Kepulauan Riau termasuk Batam.
“Dengan dibukanya pintu-pintu masuk wisatawan di Kepri, terutama di Batam, Bintan dan Karimun saya rasa sudah mulai dilirik oleh wisatawan dari Singapura dan Malaysia. Apalagi untuk masuk ke Kepri, mereka cukup hanya dengan tes antigen,” kata Tito didampingi Gubernur Kepri H. Ansar Ahmad dan Walikota Batam M. Rudi.
Wisatawan mengatakan rindu untuk bepergian atau berwisata ke Batam dan Bintan, karena disamping jarak yang tidak terlaku jauh, lokasi pariwisatanya juga banyak, ujar Mendagri
Tito menambahkan wisawatan yang datang dari Singapura maupun Malaysia menjadi faktor penting dalam geliat pariwisata di Batam, Bintan dan sekitarnya. Meski demikian, saat ini masih ada kendala masuknya turis mancanegara ke Kepri, khususnya yang datang dari Singapura karena masih harus menggunakan tes PCR.
Menurutnya, di singapura biaya tes PCR cukup tinggi dibandingkan Indonesia. Jika di Indonesia biaya PCR sekitar Rp300 ribu, maka di Singapura bisa mencapai 180 dolar Singapura atau setara dengan Rp1,8 juta.
Kendala lainnya, hanya pihak-pihak tertentu saja di Singapura yang ditunjuk untuk melakukan tes PCR. Berbeda dengan Indonesia yang mengizinkan pihak swasta ikut serta memberikan layanan tes COVID-19, sehingga memudahkan masyarakat dalam mengakses layanannya.
“PCR di sana yang melaksanakan provider-nya PCR itu di network tertentu saja, berbeda dengan Indonesia dimana PCR itu diswastanisasikan, diprivatisasikan, sehingga tidak ada monopoli pemerintah,” jelasnya.
Kendala itu, lanjut dia, membuat Pemerintah Indonesia akan melakukan dialog dengan Pemerintah Singapura untuk membahas persoalan tersebut.
“Harapannya, kewajiban PCR di Singapura bisa diturunkan menjadi Antigen, karena biayanya lebih murah sekitar 15 dolar Singapura atau Rp150 ribu,” jelasnya.
Selain itu Mendagri menyatakan bahwa Batam dan Bintan merupakan dua daerah yang memiliki destinasi wisata yang ramai dikunjungi selain Bali, Lombok, dan Sulawesi Utara.
Ketika pariwisata ini terus dikembangkan pemerintah daerah, maka akan memberi dampak bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD). “Karena yang di Lagoi, Bintan itu menyumbang PAD yang cukup signifikan untuk Kabupaten Bintan,” ujar Mendagri. (R)