REGIONAL NEWS.ID.LINGGA – Perhelatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri telah ditutup pada Jumat (25/3/2022) malam.
Ivent itu berlangsung lebih kurang sepekan di lapangan Desa Lanjut, Kecamatan Singkep Pesisir.
Setidaknya 394 peserta telah menunjukkan penampilan terbaik. Mereka terdiri dari laki-laki sebanyak 193 orang dan perempuan sebanyak 201 orang, dari 13 Kafilah yang ikut serta. Dan Kembali, kafilah Kecamatan Singkep Barat kembali memboyong prestasi dari berbagai cabang perlombaan yang diikutsertakan.
Singkep Barat mendapatkan poin tertinggi dibandingkan kafilah lainnya, yakni 74 poin. Sementara kafilah yang mendekatinya Kecamatan Singkep dengan 61 poin dan Kecamatan Lingga 52 poin. Perasaan bangga muncul dari Camat Singkep Barat, Febrizal Taufik saat membawa pulang piala juara umum yang mereka raih tiga tahun berturut-turut itu. Atas prestasi itu, Kecamatan Singkep Barat juga membuat acara syukuran.
Febrizal Taufik mengatakan, bahwa pihaknya telah mempersiapkan semua bibit unggul yang akan mereka bawa ke tingkat Kabupaten Lingga.
Menurutnya, prestasi ini tidak terlepas dari bimbingan seluruh tokoh guru ngaji, para ustaz-ustazah, para ulama, dan kepala desa.
“Alhamdulillah ini prestasi yang sangat memuaskan. Tiga kali kita mendapatkan juara umum, waktu di Senayang, Daik Lingga, dan kali ini di Kecamatan Singkep Pesisir,” kata Febrizal.
Dia mengakui, bahwa tahun ini pihaknya mengalami keterbatasan anggaran, sehingga menjadi kendala dalam ivent MTQ tahun ini.
“Mudah-mudahan para kafilah Singkep Barat untuk ke depannya terus meningkat, terus berkembang,” tuturnya.
Dia meyakini, bahwa setiap tahun desa/kelurahan se-Kecamatan Singkep Barat terus mencetak bibit unggul dari generasi baru.
Sementara itu Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lingga, Muhammad Nasir ingin MTQ sebagai ajang silaturahmi. Dengan membangun persaudaraan, sehingga menghindari terpecah belahnya kehidupan masyarakat.
“Tumbuhkan semangat membaca dan mengamalkannya. Menjadi semangat baru untuk membangun moralitas. Semuanya itu perlu inspirasi Qur’an. MTQ menjadi ajang strategis mengembalikan generasi yang hilang,” jelas Nasir.
Dia juga berpesan, bahwa LPTQ Lingga harus memikirkan bibit dari hafal Qur’an dan hadits.
Nasir berharap, kedepan peserta hafalan Qur’an dan Hadits bisa disiapkan oleh para kafilah. “Mari kita satukan persepsi bahwa tanpa Qur’an negeri ini tidak akan bisa aman,” ucapnya.