BUDAYAKHAZANAHOPINIPENDIDIKAN

MURSYID SEJATI & MAKNA DIAM

131
×

MURSYID SEJATI & MAKNA DIAM

Sebarkan artikel ini
Mursyid sejati adalah bayang ruhani dari tuhan.

REGIONAL NEWS.ID, ISLAMI – Mursyid sejati, Bayang ruhani ilahi ditengah arus zaman yang semakin penuh kepalsuan, banyak orang bingung membedakan antara guru spritual dan mursyid sejati. Padahal perbedaan antara keduanya seperti langit dan bumi.

Seorang guru bisa mengajarkan ilmu tentang tuhan, tetapi seorang mursyid sejati mengalirkan kesadaran dari tuhan. Ia bukan hanya menyampaikan pengetahuan melanikan menjadi jembatan antara ruh manusia dan sumber cahaya ilahi.

Mursyid sejati adalah bayang ruhani dari tuhan. Ia tidak hidup untuk dirinya sendiri, melainkan menjadi saluran dari sesuatu yang lebih tinggi dan lebih agung. Segala ucapannya lahir dari kesadaran yang telah menyatu dengan yang maha hidup.

Ketika ia berbicara, bukan hanya kata yang terdengar tapi getaran yang menyentuh lapisan terdalam jiwa. Bahkan dalam diamnya terasa nasehat yang lebih daripada ribuan ceramah.

Ia tidak pernah menjual ilmu, karena ilmu yang dimilikinya. Ia tidak memawarkan keselamatan sebagai produk, karena keselamatan hanya bisa dialami lewat kesadaran hidup. Dan ia tidak menuntut pengikut, karena mursyid sejati bukan pemimpin kerumunan  ia adalah penunjuk jalan pulang bagi mereka yang ingin kembali.

Banyaknya guru, ada yang pandai bicara, bahkan ada yang mendalam ilmunya akan tetapi tidak membuat hati tenang. Mursyid sejati sederhana, tidak terkenal bahkan tidak pernah memyebut dirinya mursyid. Tapi saat duduk dihadapannya tiba-tiba hati terdiam pikiran berhenti, seluruh diri seperti masuk kedalam kesadaran yang tak bisa di jelaskan.

Mursyid sejati tidak memaksa dan tidak menuntut, ia hadir dan dalam hadirnya alam semesta seperti kembali ke titik asalnya. Ia mengajarkan tanpa mengajar, menuntut tanoa menarik, dan membimbing tanpa campur tangan ego.

Ia tahu kapan diam lebih bermakna daripada kata-kata dan kapan pandangan mata lebih dalam daripada seribu penjelasan. Namun, syarat terbesar agar nur dari mursyid itu bisa masuk dalam kebeningan hati murid. Sedikit saja ada prasangka kebanggaan, atau perlawanan dalam pikiran, maka cahaya itu akan terpantul bukan terserap.

Maka seorang murid akan membersihkan dirinya dengan jujur, rendah hati, dan terbuka, karena ilmu yang akan mengalir bukan dari kepala mursyid tapi dari tuhan melalui hatinya. Dan yanv lebih menakjubkan lagi, mursyid tidak pernah memutus hubungan walau murid sekalipun membelakanginya. Karena hubungan ini bukan hubungan lahir, tapi hubungan ruhani.

Mursyid sejati tidak menuntut balasan, karena ia tahu ketika ia membimbing satu jiwa pulang ke tuhan maka ia sedang menjalankan tugas yang telah diamanahkan oleh cahaya dirinya sendiri.

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *