BINTANDAERAHKESEHATANNEWS

Jumlah Penderita AIDS di Bintan Meningkat, Selama Januari-April 35 Warga Terinveksi

104
×

Jumlah Penderita AIDS di Bintan Meningkat, Selama Januari-April 35 Warga Terinveksi

Sebarkan artikel ini
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bintan.

REGIONAL NEWS.ID, BINTAN – RSUD Bintan mencatat, sebanyak 35 warga Kabupaten Bintan terinfeksi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) sepanjang Januari hingga April 2025. Data ini menunjukkan peningkatan jumlah penderita HIV/AIDS di wilayah tersebut.

Menurut dr Ainur Rizki, Pemegang Program HIV/AIDS RSUD Bintan, mayoritas pasien merupakan laki-laki.

“Dari total 35 kasus, sebanyak 73 persen atau 25 orang adalah laki-laki dan 27 persen atau 10 orang adalah perempuan,” ungkap dr Ainur saat diwawancarai di RSUD Bintan, Kijang, Selasa (29/4/2025).

Penderita AIDS yang terdata berada dalam rentang usia 18 hingga 61 tahun. Pasien umumnya diketahui mengidap virus ini setelah melakukan pemeriksaan kesehatan di rumah sakit.

“Sebagian besar kasus kami temukan saat pasien memeriksakan diri karena keluhan tertentu. Virus ini baru bisa terdeteksi setelah enam bulan terinfeksi,” jelasnya.

Dr Ainur menjelaskan, gejala AIDS tidak langsung terlihat. Dalam banyak kasus, tanda fisik baru muncul sekitar 10 tahun setelah terinfeksi, terutama pada penderita yang telah mencapai stadium 4.

“Salah satu gejala yang umum adalah munculnya jamur pada bibir yang bisa menyebar hingga ke tenggorokan,” tambahnya, melansir PRESMEDIA.ID.

RSUD Bintan mencatat tren peningkatan jumlah penderita AIDS setiap tahunnya, dengan penambahan pasien baru secara berkala.

“Setiap tahun kami menerima pasien baru yang terkonfirmasi positif AIDS. Ini menjadi perhatian serius bagi dunia kesehatan daerah,” tegasnya.

Dalam upaya menekan penyebaran virus, dr Ainur menekankan pentingnya edukasi dan pencegahan, dengan menghindari hubungan seksual bebas, terutama bagi yang belum menikah.

Kemudian, menggunakan kondom saat berhubungan seksual, menjaga kesetiaan pasangan bagi yang sudah menikah. Melakukan tes kesehatan secara rutin, khususnya bagi yang memiliki risiko tinggi.

“Pencegahan adalah langkah utama. Pemeriksaan dini sangat penting agar penanganan bisa dilakukan sedini mungkin,” pungkas dr Ainur.

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *