
REGIONAL NEWS.ID, TANJUNGPINANG – Sembilan hari pasca badai melanda belasan rumah, belum terlihat tanda-tanda bantuan perbaikan datang dari Pemerintah Kota Tanjungpinang maupun Pemprov Kepri.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanjungpinang, Rabu (18/9) sekira pukul 09.30 WIB, tercatat 17 rumah yang terdampak badai tersebut.
“Rumah terdampak mengalami kerusakan ringan hingga berat,” ujar Kepala BPBD Tanjungpinang Muhammad Yamin, Selasa (17/9/2024) lalu.
Abdul Hamid, salah seorang warga Jalan Usman Harun, Gang Keluarga, RT 03 RW 15 Kelurahan Tanjungpinang Barat, Kecamatan Tanjungpinang Barat, Kota Tanjungpinang sesenggukan menceritakan tidak adanya bantuan tepat guna setelah badai angin kencang disertai hujan menimpa rumahnya.
“Sembilan hari pasca badai angin kencang, belum terlihat tanda-tanda Pemko Tanjungpinang maupun Pemprov Kepri memberikan bantuan seng maupun asbes pengganti kerusakan atap belasan rumah warga Tanjungpinang,” ujar Hamid, Kamis (26/9/2024).
Penasehat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kepulauan Riau dan Penasehat Serikat Media Siber Indonesia Kepri ini menyayangkan aksi solidaritas bantuan pemangku kepentingan yang terkesan lamban dan sumir.
Hamid mengatakan sebagai korban terdampak fenomena alam waktu itu, tentu kami sangat berharap uluran tangan pemerintah daerah untuk membantu asbes rumah kami yang beterbangan.
“Sebelumnya saya sudah menghubungi Sekdako Tanjungpinang, alasan beliau sampai saat ini belum memberikan bantuan seng atau asbes lantaran defisit anggaran telah mengganggu beberapa pos anggaran yang sudah di flooting sebelumnya,” jelasnya.
Jawaban beliau sepertinya ambigu tanpa memberikan kepastian sejauh apa kontribusi mereka terhadap belasan rumah warga yang rusak akibat terjangan angin kencang disertai hujan tempo hari.
“Secara pribadi saya berterima kasih atas bantuan sembako, pinjam pakai tenda, kuali hingga peralatan dapur yang pernah mereka berikan waktu itu. Sebenarnya kami perlu perbaikan atap rumah yang rusak, upah tukang,” katanya sembari matanya berkaca-kaca.
Melalui saluran media ini Hamid menanyakan keberadaan pos anggaran bantuan korban bencana alam pada dinas terkait. Tidak kah Pemda memiliki pos anggaran tanggap bencana untuk para korban terdampak.
“Bintan, Batam dan daerah lain yang mungkin senasib dengan kami, perbaikan atap rumah mereka yang rusak langsung dibantu oleh Pemda. Nah kami sudah sembilan hari pasca kejadian tanpa kejelasan,” kata dia.
Kami berharap Pemerintah Kota Tanjungpinang dan Pemprov Kepri memiliki sedikit kepedulian terhadap masyarakat yang menjadi korban badai angin kencang sembilan hari lalu.