BINTAN

Dua Pelajar di Bintan Dinyatakan Positif HIV, RSUD Perkuat Deteksi Dini

11
×

Dua Pelajar di Bintan Dinyatakan Positif HIV, RSUD Perkuat Deteksi Dini

Sebarkan artikel ini
Dua pelajar di Bintan dinyatakan positif HIV (foto: ilustrasi).

REGIONAL NEWS.ID, BINTAN — Dua pelajar di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, dinyatakan positif mengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV). Kasus ini menambah daftar pasien HIV yang kini tengah menjalani pengobatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bintan.

Pemegang Program HIV/AIDS RSUD Bintan, dr Ainur Riski, mengatakan dengan temuan dua pelajar tersebut, jumlah pasien HIV yang rutin menjalani pengobatan di rumah sakit itu kini mencapai 25 orang.

“Dua di antaranya berusia di bawah 18 tahun atau masih berstatus pelajar,” ujar Ainur saat ditemui di RSUD Bintan, Kamis (23/10/2025).

Ditemukan Lewat Pemeriksaan Kesehatan

Ainur menjelaskan, kedua pelajar itu awalnya menjalani pemeriksaan kesehatan rutin di RSUD Bintan. Dari hasil tes darah, keduanya dinyatakan positif HIV. Setelah hasil tersebut diketahui, tim medis melakukan asesmen serta pendampingan lanjutan untuk pengobatan.

“Satu dari dua pelajar itu masih rutin memeriksakan kesehatan dan mengonsumsi obat di RSUD Bintan, sementara satu lainnya kini memilih berobat di puskesmas terdekat,” kata Ainur.

Ia menambahkan, RSUD Bintan hanya mencatat pasien yang menjalani pengobatan secara rutin di rumah sakit tersebut. “Jadi, saat ini hanya satu pasien pelajar yang tercatat aktif di RSUD, sedangkan satu lagi kemungkinan tercatat di puskesmas,” ujarnya.

Penularan Didominasi Perilaku Seksual Berisiko

Ainur menjelaskan, HIV dapat ditularkan melalui berbagai cara, antara lain penggunaan jarum suntik bersama pada pengguna narkoba, hingga hubungan seksual tanpa pengaman. Namun di Bintan, penularan paling banyak terjadi akibat perilaku seksual berisiko.

“Kalau dari penggunaan narkoba, kasusnya relatif sedikit. Yang paling banyak justru dari pergaulan bebas, seperti berganti pasangan, baik antara laki-laki dan perempuan maupun sesama jenis,” ujar Ainur.

Menurutnya, kasus HIV di Bintan terus meningkat setiap tahun. Hal itu diketahui melalui hasil skrining yang dilakukan terhadap pasien baru. Seseorang biasanya baru terdeteksi positif HIV sekitar enam bulan setelah terinfeksi, sedangkan gejala fisik bisa muncul bertahun-tahun kemudian.

“Pada tahap lanjut, penderita dapat mengalami infeksi jamur pada bibir hingga tenggorokan, terutama pada stadium empat,” katanya.

RSUD Gencarkan Skrining dan Edukasi

Sebagai upaya pencegahan, RSUD Bintan terus memperkuat deteksi dini melalui mobile voluntary counseling and testing (VCT), skrining bagi ibu hamil, serta kerja sama lintas sektor dengan BKK, LSM Kompak, program tuberkulosis, dan fasilitas kesehatan lain.

Selain itu, RSUD juga memperluas cakupan pemberian obat antiretroviral (ARV) dan pemeriksaan viral load (VL) setiap enam bulan bagi orang dengan HIV (ODHIV).

“Kami mengimbau pasien untuk rutin mengonsumsi ARV dan tidak menghentikan pengobatan. Jika tidak teratur, virus akan berkembang lebih cepat dan bisa berakibat fatal,” tegas Ainur.

Ia juga menekankan pentingnya edukasi kesehatan reproduksi dan kesetiaan dalam hubungan sebagai langkah utama mencegah penularan HIV, terutama di kalangan remaja.

“Pencegahan terbaik adalah menghindari hubungan seksual sebelum menikah. Bagi yang sudah menikah, setialah pada pasangan,” ujarnya.

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *