TANJUNGPINANG

RDK Award 2025, Rida K Liamsi Tokoh Penting Literasi dan Kebudayaan Melayu

89
×

RDK Award 2025, Rida K Liamsi Tokoh Penting Literasi dan Kebudayaan Melayu

Sebarkan artikel ini
Rida K Liamsi didampingi puteranya Teddy Jun Askara di malam penganugerahan Rida Award 2025.

REGIONAL NEWS.ID, TANJUNGPINANG – Malam penganugerahan RDK Award 2025, ajang bergengsi di dunia kepenulisan dan sastra, berlangsung meriah di pelataran Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepulauan Riau, Jumat malam (10/10/25). 

Acara ini dihadiri cendekiawan, tokoh adat, budayawan, sastrawan, dan penulis dari berbagai daerah sebagai penghormatan kepada Rida K Liamsi, tokoh penting dalam literasi dan kebudayaan Melayu.

RDK Award digelar untuk mengapresiasi dedikasi Rida dalam mendorong lahirnya generasi penulis baru, khususnya di Kepulauan Riau. Rida yang dikenal lewat karya sejarah dan sastra Melayu menekankan pentingnya menjaga bahasa, aksara, dan budaya Melayu melalui tulisan.

“Mudah-mudahan tahun depan semakin banyak peminat, tentunya dengan hadiah yang lebih besar,” kata Rida. Ia juga menegaskan, akar bahasa Indonesia berasal dari Pulau Penyengat, sehingga Kepri memiliki tanggung jawab sejarah dalam merawat warisan tersebut.

Gubernur Kepri Ansar Apresiasi Rida K Liamsi

Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, menyebut Rida layak dianugerahi tokoh literasi budaya dan sastra Kepri.

“Tulisan sejarah itu mungkin singkat, tapi bermakna. Pak Rida selalu berpikir positif dan produktif. Saya sangat mengagumi beliau,” ujar Ansar. 

Ia juga mengumumkan rencana pemberian penghargaan literasi pada Festival Budaya Internasional yang akan dihadiri Menteri Kebudayaan. Selain itu, Ansar mendorong pendirian Museum Bahasa dan Pusat Dokumentasi Karya Sastra untuk melestarikan literasi Melayu di Kepri.

Menulis sebagai Nafas Melayu

Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Raja Ariza, menekankan pentingnya menulis sebagai bagian dari identitas dan jati diri Melayu.

“Menulis adalah nafas kita. Seorang penulis tidak akan berhenti menulis selagi nafasnya belum berhenti,” ujar Ariza. 

Ia mengusulkan Tanjungpinang difokuskan sebagai kota wisata budaya dan literasi, bukan kota industri. Pulau Penyengat, menurutnya, harus kembali dihidupkan sebagai pusat literasi seperti pada masa lalu.

Ariza menambahkan, banyak tokoh dari tanah Melayu dikenal lewat pena mereka, seperti Raja Haji Fisabilillah, Sultan Mahmud Riayat Syah, dan Raja Ali Haji.

Kepri Menuju Magnet Budaya Internasional

Gubernur Ansar menegaskan, budaya dan sastra Melayu harus menjadi identitas utama Kepri di tengah arus globalisasi. Ia mendorong pemanfaatan digital agar literasi budaya lebih mudah diakses generasi muda.

“Literasi budaya harus kita transformasikan ke bentuk kekinian. Kita ingin Kepri jadi magnet budaya yang dikenal secara nasional dan internasional,” katanya.

Malam anugerah RDK Award 2025 menjadi simbol semangat kolektif untuk mengangkat kejayaan sastra dan budaya Melayu, sekaligus pengingat bahwa warisan literasi adalah jembatan antar generasi.

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *