
REGIONAL NEWS.ID, TANJUNGPINANG — Sebuah pertemuan hangat penuh nuansa adat Melayu digelar di Kota Tanjungpinang saat Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Tanjungpinang menyambut General Manager (GM) baru PELINDO Cabang Tanjungpinang/Branch Manager PT Pelindo Multi Terminal Tanjungpinang, Adittya Gusmara, melalui tradisi simbolik pemasangan tanjak khas Melayu Kepri ‘Dendam Tak Sudah’.
Pertemuan berlangsung dalam suasana akrab dengan konsep silaturahim sambil besembang antara Panglima Hulubalang LAM Tanjungpinang, Dato’ Yudi Irawan, beserta jajaran pengurus, dan Dewan Penasehat LAM, Dato’ Wan Rafiwar, bersama GM Pelindo yang lama, Tonny Hendra Cahyadi, serta GM baru Adittya Gusmara.
Sebagai bentuk penghormatan tertinggi dalam budaya Melayu, Dato’ Yudi Irawan secara langsung memakaikan tanjak kepada Adittya Gusmara, sementara Dato’ Wan Rafiwar memasangkan tanjak kepada GM sebelumnya, Tonny Hendra Cahyadi.
“Tanjak dikenakan kepada tamu sebagai bentuk penghormatan tertinggi dari masyarakat Melayu. Ini menandakan bahwa tamu dianggap penting, dihargai, dan dihormati layaknya keluarga besar Melayu,” ujar Dato’ Yudi.
Dato’ Wan Rafiwar menambahkan bahwa pemasangan tanjak merupakan simbol diterimanya seseorang dalam lingkungan adat dan budaya Melayu. “Tamu tidak lagi dianggap sebagai orang luar, tetapi sebagai anak angkat atau saudara dalam adat dan budaya Melayu,” jelasnya.
Tonny Hendra Cahyadi dalam sambutannya mengungkapkan rasa terima kasih atas dukungan dan bimbingan dari LAM Kota Tanjungpinang selama masa jabatannya. Tonny akan melanjutkan tugas barunya di PT Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, yang berada di bawah Pelindo Regional Dua, anak usaha dari Subholding PT Pelindo Multi Terminal (PELINDO Group).
Sementara itu, Adittya Gusmara, yang sebelumnya bertugas di Kantor Pusat PT Pelindo Multi Terminal Medan-Belawan, menyampaikan harapannya untuk diterima sebagai bagian dari masyarakat Tanjungpinang.
“Saya berharap tunjuk ajar dan nasehat dari tetua-tetua Melayu senantiasa mengiringi saya dalam mengemban amanah di Tanjungpinang, mulai dari hari ini dan seterusnya,” ujar Adittya.
Pertemuan ini menjadi simbol sinergi harmonis antara nilai-nilai adat Melayu dengan dunia usaha, khususnya dalam bidang kepelabuhanan, sebagai langkah menuju kerja sama yang lebih erat dan saling mendukung bagi kemajuan daerah.