DAERAHLINGGAPERISTIWA

Investor Tiongkok Bakal Bangun Smelter Bouksit Diatas Lahan TNI AL Daerah Selatan Dabo

25
×

Investor Tiongkok Bakal Bangun Smelter Bouksit Diatas Lahan TNI AL Daerah Selatan Dabo

Sebarkan artikel ini
Aktivitas tambang bouksit di salah pelabuhan (foto:dok).

REGIONAL NEWS.ID, LINGGA – Investor Tiongkok melalui anak perusahaannya PT. Tianshan Alumina Indonesia, akan membangun smelter bauksit di lahan milik TNI Angkatan Laut (TNI AL) yang terletak di Dabo Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau.

Proyek strategis ini merupakan bagian dari Program Strategis Nasional (PSN) yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 8 Tahun 2023, tertanggal 10 November 2023 ketika Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi saat itu dijabat Luhut Binsar Pandjaitan.

Pembangunan smelter ini akan memanfaatkan sekitar 400 hektare dari area latihan militer TNI AL di wilayah selatan Pulau Singkep.

Siapakah PT Tianshan Alumina Indonesia?

PT Tianshan Alumina Indonesia (PT TAI) merupakan anak perusahaan dari Tianshan Aluminum Co., Ltd., salah satu produsen aluminium terbesar di Tiongkok.

Perusahaan ini berekspansi ke Indonesia sebagai bagian dari strategi hilirisasi industri bauksit di kawasan Asia Tenggara.

Di Kabupaten Lingga, PT Tianshan Alumina Indonesia berencana membangun smelter bauksit dengan kapasitas produksi 2 juta ton alumina per tahun.

Proyek ini akan mengolah bahan mentah bauksit menjadi alumina sebagai bahan baku utama aluminium.

Nilai investasi yang dikucurkan untuk proyek ini mencapai USD 1,6 miliar atau sekitar Rp 24,7 triliun.

Sebelum memulai kegiatan operasional, PT Tianshan Alumina Indonesia telah melakukan konsultasi publik terkait penyusunan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

Konsultasi ini juga mencakup rencana pembangunan pabrik serta fasilitas penunjangnya yang akan berlokasi di Desa Marok Kecil, Kecamatan Singkep Selatan, Kabupaten Lingga.

Kegiatan konsultasi publik tersebut digelar pada Sabtu, 2 Desember 2023, di Gedung Sanggar Praja, Dabo Singkep. Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lingga, H.Armia, dan Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Lingga, Drs. Zainal Abidin.

Berdasarkan catatan tambang.co.id, sejauh ini baru ada tiga refinery atau fasilitas pemurnian bauksit yang sudah berproduksi di Indonesia yakni PT Indonesia Chemical Alumina milik PT Aneka Tambang, Tbk yang mengolah bauksit menjadi Chemical Grade Alumina.

Kemudian ada PT Well Harvest Winning Alumina Refinery yang sudah membangun dua line dengan kapasitas 2 juta ton Smelter Grade Alumina (SGA) per tahun. Ada juga PT Bintan Alumina Indonesia (BAI).

Dari ketiga perusahaan tersebut, kapasitas input bijih bauksit sebanyak 13,9 juta ton setahun. Sementara kapasitas outputnya sebesar 4,3 juta ton alumina setahun.

Ekspor bijih bauksit sendiri sudah dilarang pemerintah pada 10 Juni kemarin. Pelarangan ekspor raw material atau mineral mentah ini tertuang dalam Undang-Undang nomor 3 tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara pada pasal 170 A.

Dalam pasal itu dijelaskan bahwa perusahaan hanya boleh mengekspor produk mineral tertentu yang belum dimurnikan dalam jumlah tertentu dengan jangka waktu paling lama 3 tahun sejak UU ini berlaku.

Proyek pembangunan smelter oleh PT Tianshan Alumina Indonesia diharapkan mampu mendorong hilirisasi tambang bauksit dan meningkatkan nilai tambah sektor pertambangan nasional.

Selain itu, proyek ini juga diproyeksikan membuka lapangan kerja baru dan memacu pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lingga dan Kepulauan Riau secara keseluruhan.

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *