REGIONAL NEWS.ID, TANJUNGPINANG – Sempat bersitegang atas dugaan rasis, Pengemudi taksi Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF) dan seorang pengunjung, akhirnya sepakat berdamai.
Keduanya menyelesaikan masalah melalui proses mediasi di Mapolresta Tanjungpinang, Jumat (30/5/2025).
Efi warga pengunjung mengatakan, kejadian tersebut bermula ketika ia menjemput adiknya di Bandara RHF Tanjungpinang.
Ia mengaku dituduh sebagai pengemudi taksi online oleh pengemudi taksi konvensional di lokasi. Tak hanya itu, ia juga merasa mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan yang diduga bernada rasis.
“Saya sudah berdamai secara kekeluargaan. Kami juga sudah saling memaafkan,” ujar Efi usai menjalani mediasi di ruang penyidik Satreskrim Polresta Tanjungpinang.
Menurut Efi, ketegangan saat itu muncul ketika seorang sopir taksi mengetuk pintu mobilnya sambil mengeluarkan komentar, “Kakak Chinese, kok adiknya pribumi?”. Pernyataan tersebut dianggap menyinggung secara personal, meskipun pihak taksi menyebutnya sebagai ungkapan spontan tanpa niat rasisme.
Rendy, perwakilan dari pengemudi taksi Bandara RHF, juga mengatakan, insiden tersebut hanyalah kesalahpahaman.
“Tidak ada maksud rasis. Kami mengakui mungkin yang bersangkutan merasa tidak nyaman. Kami klarifikasi bahwa ini hanya kesalahpahaman, bukan tindakan diskriminatif,” jelas Rendy singkat.
Baik Efi maupun Rendy, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada pihak Polresta Tanjungpinang yang cepat merespons laporan dan memfasilitasi proses mediasi dengan baik.
“Kami mohon maaf jika dua hari terakhir ini membuat situasi sedikit gaduh, khususnya di wilayah Kepri. Sekali lagi, terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan masalah ini,” tutur Efi.
