
REGIONAL NEWS.ID, TANJUNGPINANG – Setelah beberapa kali menjadi arena kekerasan akhirnya lembaga payung negeri, Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi Kepri mendesak pemerintah daerah segera menutup aktifitas Tempat Hiburan Malam (THM) Leko Cafe & Pub, di Jalan Aisyah Sulaiman, Kota Tanjungpinang.
Ketua LAM Kepri, Dato’ Wira Setia Utama Atmadinata, menilai keberadaan THM seperti ini lebih banyak mendatangkan mudharat daripada manfaat bagi masyarakat.
“Kami meminta pemerintah segera menutup tempat hiburan malam yang sudah terbukti meresahkan. Lebih baik ditutup secara permanen agar tidak lagi mengganggu ketertiban umum,” tegasnya.
Atmadinata juga menyoroti pentingnya pengawasan terhadap tempat hiburan malam dan gelanggang permainan untuk mencegah insiden serupa di masa depan.
“Kami mendukung penuh langkah pemerintah dalam menertibkan tempat hiburan malam yang berpotensi menimbulkan konflik. Jika memang sudah meresahkan, lebih baik ditutup daripada menunggu masalah yang lebih besar,” katanya.
Sebagai contoh, ia mengingatkan, bahwa pemerintah daerah pernah menutup Cafe Basecamp di Simpang Pamedan karena mengadakan acara ‘Back to Party’ dengan tema seragam sekolah, yang dinilai tidak sesuai dengan nilai-nilai pendidikan.
“Tanjungpinang ini kota Pelajar. Jangan sampai hal-hal seperti ini merusak moral generasi muda dan mencederai kaidah keagamaan,” pungkasnya.
Warga Merasa Terganggu
Warga pun turut mendesak pemerintah untuk menutup operasional Leko Cafe secara permanen yang berlokasi di Jalan Aisyah Sulaiman, Kota Tanjungpinang.
Tempat hiburan malam (THM) ini dinilai sering menimbulkan keresahan dan gangguan bagi masyarakat sekitar,bahkan mengakibatkan seorang pengunjung meninggal dunia pada Minggu (23/2/2025) pagi dini hari.
Sejumlah warga di sekitar Cafe, juga mengeluhkan keberadaan Leko Kafe yang kerap mengganggu ketenangan dengan suara musik keras dan insiden keributan antar pengunjung.
Samsul, salah seorang warga di sekitar mengatakan, sangat terganggu dengan suara bising yang berlangsung hingga larut malam di kafe tersebut.
“Bukan hanya sekali atau dua kali, hampir setiap malam ada keributan di cafe itu. Saya sampai harus berteriak agar mereka diam, tapi tidak ada perubahan,” sebut Samsul, Senin (24/2/2025).
Ia juga mengatakan, musik yang dimainkan di cafe tersebut terlalu keras hingga membuat dirinya dan anak-anaknya sulit tidur.
Bahkan, seorang tetangganya yang sudah lanjut usia juga ikut merasa terganggu.
Samsul mengaku telah meminta pihak pengelola untuk mengecilkan volume musik, tetapi permintaan tersebut tidak pernah ditanggapi.
“Saya sudah minta supaya suara musiknya dikecilkan karena sangat mengganggu. Tapi percuma saja, tidak dihiraukan,” jelasnya.
Selain kebisingan, warga juga merasa was-was dengan seringnya terjadi perkelahian di tempat tersebut.
Salah satu insiden yang cukup menghebohkan adalah perkelahian antar pengunjung yang melibatkan prajurit TNI, hingga menyebabkan satu orang tewas akibat luka tusukan.
“Kemarin itu, Saya juga mendengar ada keributan di luar rumah, tapi karena sudah terlalu sering terjadi, saya memilih untuk tidak keluar,” tambah Erlin.
Pemerintah Tak Bergeming
Sayangnya, Pemerintah kota Tanjungpinang belum memberi pernyataan atas permintaan warga dan LAM Kepri untuk menutup Leko Cafe.
Namun, masyarakat berharap agar pemerintah segera bertindak tegas demi menjaga ketertiban dan kenyamanan lingkungan.