
REGIONAL NEWS.ID, TANJUNGPINANG – Bank sampah menjadi salah satu langkah strategis pemerintah Kota Tanjungpinang dalam pengelolaan sampah. Dengan keberadaan bank sampah diharapkan dapat merubah paradigma masyarakat sampah dapat menjadi berkah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tanjungpinang, Ahmad Yani mengatakan, saat ini sebanyak 66 bank sampah beroperasi di Tanjungpinang, satu diantaranya bank sampah induk.
“Di Tanjungpinang ada 65 bank sampah, 1 bank sampah induk, dan 3 Tempat Pengelolaan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R),” kata Ahmad Yani, Sabtu (9/11/2024).
Menurutnya, keberadaan bank sampah merupakan solusi untuk mengatasi permasalahan limbah. Tak hanya membantu mengurai volume sampah, namun bisa memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.
Ia menjelaskan, konsep bank sampah ini seperti perbankan, namun yang ditabung bukan uang melainkan sampah kering yang memiliki nilai jual, seperti sampah plastik, kabel, kaleng, tembaga, dan botol.
“Nanti sampah-sampah kering yang diantar oleh masyarakat akan ditimbang, kemudian dari bank sampah akan menjual sampah-sampah ini ke bank sampah induk untuk ditampung,” jelasnya
Lebih lanjut, Yani mengatakan, nasabah bank sampah nantinya akan mendapatkan buku tabungan sampah untuk pendataan berapa banyak sampah yang disetorkan, kemudian uangnya dapat diambil sewaktu-waktu.
“Bank sampah induk terletak di Tanjung Unggat, Gang Swadaya. Seluruh bank sampah di Tanjungpinang akan ditampung disana,” ungkapnya.
Bank sampah tidak hanya berkontribusi terhadap pengurangan sampah, tetapi juga membuka peluang usaha baru. Banyak individu yang mulai memanfaatkan limbah sebagai bahan baku untuk produk kreatif, yang pada gilirannya dapat meningkatkan perekonomian lokal.
Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya lingkungan, bank sampah berperan sebagai jembatan antara masyarakat dan upaya konservasi.
Selain itu, kegiatan pengelolaan sampah juga melibatkan edukasi tentang pentingnya daur ulang dan pengurangan sampah. Dengan begitu, masyarakat dapat menerapkan prinsip-prinsip ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
“Untuk minat masyarakat akan bisnis sampah ini ada sebagian yang mendalami, khususnya ibu rumah tangga,” pungkasnya.