DAERAHEKONOMI

Rakor Pengendalian Inflasi jaga Ketersediaan dan Stabilisasi Harga: Pedagang, Pemda Tidak Bisa Intervensi Harga Cabai Dengan 1 Ton

660
×

Rakor Pengendalian Inflasi jaga Ketersediaan dan Stabilisasi Harga: Pedagang, Pemda Tidak Bisa Intervensi Harga Cabai Dengan 1 Ton

Sebarkan artikel ini
Pedagang cabai merah keriting dipasaran (Gambar ilustrasi)

REGIONAL NEWS.ID, TANJUNGPINANG – Pemerintah Provinsi Kepri dan Bank Indonesia menggelar Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi dalam rangka menjaga ketersediaan dan stabilisasi harga barang kebutuhan pokok menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), Kamis (7/3/2024).

Dalam rapat, Azwardi Direktur BUMD Perseroda Provinsi Kepri menyampaikan secara prinsip kami di perintahkan untuk melakukan intervensi bahan sembako. Jadi tidak hanya cabe tapi bisa komoditas lain seperti minyak goreng, gula pasir, bawang goreng, bawang putih dan lain sebagainya.

BUMD Kepri memiliki salah satu bidang usahanya BUMD pangan, jadi kami hanya ingin membantu masyarakat kepulauan riau untuk mendapatkan harga bahan pokok yang terjangkau, dan ini merupakan perintah pimpinan, kata Azwardi.

Ia menyampaikan pimpinan mendorong kami supaya inovatif, melakukan penetrasi-penetrasi dan intervensi terhadap lonjakan-lonjakan harga sembako yang bisa berpengaruh terhadap inflasi.

“Untuk saat ini akhirnya disepakati kami mengintervensi harga cabai merah keriting, kami juga melakukan intervensi terhadap lonjakan harga minyak goreng, dimana kami ditunjuk oleh salah satu distributor di kota Batam,” paparnya.

Alhamdulillah dengan peran kita, kami berhasil membantu Pemda dalam memberikan pelayanan minyak goreng curah yang terjangkau masyarakat, dan sudah kami lakukan. Dan tahun ini kami diperintah pimpinan untuk mengintervensi harga cabai merah keriting, ucapnya.

Azwardi juga menceritakan dalam rapat koordinasi, asosiasi distributor cabai merah keriting kepulauan riau sepertinya kecewa dengan kebijakan intervensi harga cabai merah keriting yang dilakukan BUMD Kepri.

“Ketika BUMD menurunkan harga cabai teman-teman asosiasi terkesan biasa-biasa saja, karena stok cabai merah keriting yang didatangkan BUMD hanya 1 ton saja. Menurut mereka sampai berapa lama intervensi harga cabai itu akan bertahan dengan hanya 1 ton cabai,” paparnya.

Asosiasi distributor cabai merah keriting Provinsi Kepri, Indra Setiawan kepada regionalnews.id menyampaikan dengan kondisi harga cabai sudah menjadi rutinitas yang hampir setiap tahun terjadi, mengapa demikian karena hal ini sudah menjadi periodik cocok tanam dan lain sebagainya.

Kemudian kenaikan harga cabai juga bisa dipengaruhi oleh masalah cuaca. Awal-awal puasa harga cabai merah keriting di Bintan masih stabil, diperkirakan pada pertengahan bulan puasa nanti harga cabai akan turun. 

“Nah kalau dilihat dari posii ccok tanam daerah di indonesia penghasil cabai, seperti, jawa tengah, sumatera utara, aceh kemudian mataram, saya rasa harga cabai kembali akan turun,” sebutnya.

Indra menyampaikan dengan harga cabai saat ini bukan karena permainan pelaku usaha cabai. Kemudian bukan tidak banyak intervensi harga cabai daripada pemerintah dengan mendatangkan 1 ton cabai merah keriting. Tapi yakin dan percayalah kalau hanya sekali saja didatangkan tidak akan berpengaruh, kenapa, kita mengunakan cabai ini setiap hari.

“Untuk khususnya Bintan dan Tanjungpinang satu hari kebutuhan masyarakat akan cabai dalam sehari bisa mencapai 6 sampai 7 ton. Kemudian kalau hanya intervensi hanya satu kali dengan 1 ton, ini tidak akan berpengaruh,” jelasnya.

Indra Setiawan mengatakan yang paling terpenting bagaimana pemikiran program pemerintah kedepan, kalau memang pemakaian cabai di Bintan tidak membuat inflasi bagi daerah, galakkan program bercocok tanam di kepri, khususnya daerah-daerah yang dikategorikan bisa untuk lahan bercocok tanam.

“Banyak pola tanam cabai ini yang bisa kita lakukan dengan kondisi sekarang, misalkan penanaman cabai tiap-tiap rumah dan atau ditiap desa atau RW ada kelompok wanita tani, ini bisa ia galakkan untuk menanam cabai. Ini salah satu langkah terbaik untuk mengantisipasi kenaikan harga cabai,” tuturnya.

Selanjutnya Indra mengatakan untuk konsumsi rumah tangga, cabai itu bisa di upayakan dengan menanam sendiri dengan mengunakan wahana polybag, itu sangat efektif dan bisa mengurangi beban ekonomi daripada masyarakat.

“Pada intinya saya tidak mengatakan upaya pemerintah mendatangkan 1 ton cabai itu tidak baik. Upaya yang dilakukan pemprov kepri ini saya rasa sudah sangat baik, tapi dengan artian kalau mau intervensi harga jangan hanya sekali mendatangkan cabai saja. Karena mustahil bisa mengintervensi harga cabai dipasaran, harusnya terus menerus sampai kondisi daerah penyalur kembali seperti semula,” kata dia.

Kemudian dengan adanya kegiatan BUMD Kepri mendatangkan cabai yang bertujuan untuk mengintervensi harga cabai. Harga cabai sudah stabil kok, orang harganya dari para petani. Kita buka harga tender pelepasan harganya memang begitu, makanya harganya sampai kesini menjadi mahal.

Lanjut Indra, harga cabai itu mahal seluruh indonesia dan bukan hanya kepri. Kemudian bagi kami para pedagang cabai tidak akan berpengaruh sama sekali dengan upaya intervensi pemerintah daerah melalui BUMD tadi.

“Kita memberikan saran, kalau memang mau mengintervensi itu ya subsidinya, misalnya, harga cabai 70 ribu pemerintah memberikan subsidi 20 ribu, jadi masyarakat bisa membelinya dengan harga 50 ribu per kilonya,” imbuhnya.

Kami menyarankan kalau harga cabai lagi mahal begini, kalau kebutuhan harian misalkan 6 ton, biasanya kami tidak berani mengirim 6 ton cabai, kami pasti mengirim dibawahnya, bahkan bisa setengahnya, karena mengingat harga dan resiko yang terlalu tinggi. Jadi kita harus bisa mengurangi pemakaian cabai, ujarnya.

Kemudian paling terpenting, Indra Setiawan mengatakan khususnya Bintan, kami bukannya tidak berpikir keras bagaimana kita bisa mendapatkan harga cabai yang baik. Kalau kita berusaha menurunkan harga cabai dengan pola sekali datang apalagi dengan jumlah yang sedikit, dan ini tidak akan bisa menurunkan harga cabai.

Indra menjelaskan yang bisa menurunkan harga cabai ketika panendaerah penghasil bersamaan, nah baru hal itu bisa membuat harga cabai turun pelan-pelan. Penurunan harga cabai dengan upaya intervensi harga saya rasa tidak akan bisa turun.

“Kami pedagang cabai, asosiasi distributor cabai bukannya tidak berfikir keras untuk menstabilisasi harga cabai. Salah satu contoh di Bintan. Tadi mendengar kabar harga cabai anambas sudah menembus di angka 120 ribu per kilo, karimun 100 ribu. Bintan itu harga cabai gak sampai 90 ribu per kilo dalam dua bulanan ini, itu setinggi-tinggi lonjakan kenaikan harga cabai dipasaran,” sebutnya.

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *